Kisah Kuli Panggul Pasar Pabean Surabaya Naik Haji

Surabaya, IDN Times - Wajah Suhriyeh (60) tampak berseri-seri setibanya di Asrama Haji Surabaya. Calon Jemaah Haji (CJH) yang sehari hari bekerja sebagai kuli panggul di Pasar Pabean Surabaya ini tak sabar untuk segera terbang ke Tanah Suci Mekkah, menunaikan menunaikan rukun Islam kelima, berhaji ke Baitullah.
Suhriyeh pun membagikan secuil kisahnya, tentang perjuangan untuk bisa mewujudkan cita-citanya berhaji. Ia mengaku tekun menyisihkan pendapatan hariannya sebagai kuli panggul selama puluhan tahun.
“Pendapatan saya per hari sekitar Rp30-40 ribu. Itupun kalau ramai," ujarnya. Dari pendapatannya itu tiap hari ia menyisihkan sekitar Rp10 ribu sebagai tabungan haji. “Kalau sepi ya paling saya hanya bisa menyisihkan dua ribu rupiah,” tambahnya.
1. Menjadi kuli panggul sudah 40 tahun

Suhriyeh menuturkan kuli panggul adalah satu-satunya pekerjaan yang ia lakoni. Dia tidak mempunyai pekerjaan lain. “Pernah mencoba nyambi jualan, tapi saya tidak bakat eh malah merugi,” terangnya. Profesi ini telah dia tekuni selama sekitar 40 tahun.
Memang pekerjaannya tidaklah ringan, memanggul barang dengan berat kisaran 50 kilogram dengan jam kerja sekitar pukul 20.00 WIB hingga pukul 04.00 WIB. “Dulu waktu masih muda malah kuat bisa 60 kilo (kg),” ingatnya. Barang-barang yang ia panggul antara lain bawang, empon-empon, cabai dan sejenisnya. “Gimana lagi bisanya cuma ini,” katanya.
2. Suhriyeh daftar haji pada tahun 2011

Niat yang kuat dalan diri Suhriyeh pun mulai terwujud. Buah dari ia menabung membuatnya berani daftar haji pada tahun 2011 lalu. “Saya sendiri yang mendaftar haji karena saya belum berkeluarga,” jelasnya.
Dari keluarga besarnya pun, Suhriyeh adalah satu-satunya yang mendapat kesempatan berhaji. “Kedua orang tua maupun kakak adik saya belum berhaji," kata perempuan asal Sampang ini.
3. Munajatkan doa terbaik untuk keluarga

Di Tanah Suci nanti, Suhriyeh ingin memohonkan doa supaya selamat di dunia maupun akhirat. “Semoga semua kesalahan saya baik dosa kecil maupun dosa besar diampuni Allah SWT,” harapnya.
Dia juga akan mendoakan keluarganya semoga diberi kesempatan untuk berhaji ke Baitullah. Suhriyeh mengaku selama persiapan keberangkatan ke Tanah Suci, mulai dari manasik hingga datang kepada para ustaz untuk menimba ilmu secara langsung.
Pada musim haji ini, anak ketiga dari 5 bersaudara ini tergabung dengan kloter 15 dari Kota Surabaya. Ia dijadwalkan terbang dari Bandara Juanda ke Arab Saudi pada Rabu (15/5/2024) kemarin.