Kamar Kos Lokasi Mutilasi di Surabaya akan Diruwat

- Kamar kos di Lidah Wetan, Surabaya, yang menjadi lokasi pembunuhan dan mutilasi sadis oleh Alvi Maulana (24) terhadap kekasihnya TAS (25) meninggalkan trauma mendalam bagi warga sekitar.
- Ketua RT setempat menyebut ada rencana meruwat kamar kos tersebut agar tidak lagi menjadi momok, karena proses penyelidikan di kamar kos tersebut bisa memakan waktu hingga dua bulan.
- Warga berharap secepatnya ada pembersihan menyeluruh, bahkan ritual ruwatan agar tidak menyisakan ketakutan. Pemilik kos diminta lebih ketat dalam mendata penghuni dan warga diingatkan untuk tidak menimbulkan cerita liar yang justru memperburuk suasana.
Surabaya, IDN Times - Kamar kos di kawasan Lidah Wetan, Surabaya, yang menjadi lokasi pembunuhan dan mutilasi sadis oleh Alvi Maulana (24) terhadap kekasihnya TAS (25), kini meninggalkan trauma mendalam bagi warga sekitar. Ketua RT setempat bahkan menyebut ada rencana meruwat kamar kos tersebut agar tidak lagi menjadi momok.
Ketua RT 1 RW 1 Lidah Wetan, Heru Krisbiantoro, mengatakan kasus mutilasi itu membuat lingkungan sekitar resah. Terlebih, kamar kos masih dipasangi garis polisi dan menjadi perhatian publik.
“Memang saya sempat menanyakan ke pihak kepolisian, proses ini butuh berapa lama. Karena saya kasihan yang punya rumah atau kos, juga tetangga. Kalau terlalu lama, kan menjadi momok bagi warga. Apalagi ada garis polisi,” ujarnya, Kamis (11/9/2025).
Menurutnya, polisi memperkirakan proses penyelidikan di kamar kos tersebut bisa memakan waktu hingga dua bulan. Namun, warga berharap secepatnya ada pembersihan menyeluruh, bahkan ritual ruwatan agar tidak menyisakan ketakutan.
“Intinya saya sudah minta barang segera dibersihkan nanti, kalau bisa jangan sampai ada sisa-sisa bekas. Supaya warga lebih tenang,” tambahnya.
Heru mengungkapkan, baik pelaku maupun korban dikenal jarang bersosialisasi dengan warga sekitar. Mereka cenderung tertutup dan tidak banyak berinteraksi.
“Jarang bersosialisasi beliau itu, jarang komunikasi dengan tetangga,” ujarnya.
Heru juga sempat beberapa kali meminta KTP kepada Alvi untuk pendataan warga, namun selalu berkelit. “Saya minta berkas itu, selalu dijanjikan-janjikan saja. Padahal kami sudah melakukan pendataan ketat,” ucapnya.
Heru telah meminta pemilik kos agar ke depan lebih ketat dalam mendata penghuni. Selain itu, warga berharap kasus mutilasi ini tidak menimbulkan cerita liar yang justru memperburuk suasana. “Kemarin saya sarankan ke warga, tolong kalau enggak tahu persis, jangan bicara ngawur. Takutnya kalau tidak sesuai dengan penyidik, kan enggak enak. Jangan sampai mengganggu pemeriksaan kepolisian,” tegasnya.