Jatim Genjot Inseminasi Buatan Usai PMK, Segera Swasembada Daging

- Pemprov Jatim mempercepat pemulihan populasi sapi pasca wabah PMK 2022 dengan Gerakan Serentak Pelayanan Inseminasi Buatan (GSPIB) 2025.
- Sejak 2022, Jatim telah melakukan pengendalian presisi melalui pengobatan ternak sakit, vaksinasi ternak sehat, dan disinfeksi lingkungan untuk mengurangi status PMK dari 'wabah' menjadi 'terinfeksi' pada tahun 2024.
- Jatim mencatat kelahiran pedet sebanyak 1,1 juta ekor pada 2024 dan melakukan inseminasi buatan pada 1.099.397 ekor sapi hingga November 2025, memecahkan Rekor MURI sebagai inseminasi buatan terbanyak dalam satu tahun.
Surabaya, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) terus mempercepat pemulihan populasi sapi pasca dihantam wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada 2022. Lewat Gerakan Serentak Pelayanan Inseminasi Buatan (GSPIB) 2025, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa inseminasi buatan (IB) menjadi kunci kebangkitan sektor peternakan.
Khofifah mengatakan bahwa herd recovery sapi perlu dikejar secara agresif setelah PMK mengakibatkan penurunan populasi, anjloknya produksi susu dan daging, serta turunnya angka kelahiran pedet.
“Dampaknya signifikan. Populasi turun, produktivitas turun, dan banyak ternak harus dipotong paksa. Karena itu, IB menjadi strategi paling efektif untuk mempercepat pemulihan,” ujarnya.
Sejak 2022, Pemprov Jatim bersama Satgas PMK yang melibatkan BNPB, TNI–Polri, pemerintah pusat, serta pemerintah kabupaten/kota melakukan pengendalian presisi melalui pengobatan ternak sakit, vaksinasi ternak sehat, dan disinfeksi lingkungan.
“Alhamdulillah, berkat kerja keras semua pihak, di tahun 2024 status PMK sudah turun dari ‘wabah’ menjadi ‘terinfeksi’,” tegas Khofifah.
Untuk memastikan populasi sapi kembali pulih, Jawa Timur telah menggerakkan 1.417 petugas kawin suntik. Hasilnya tampak signifikan. Pada 2024, Jatim mencatat kelahiran pedet sebanyak 1,1 juta ekor, tertinggi secara nasional.
Sementara pada 2025, hingga 24 November telah dilakukan inseminasi buatan pada 1.099.397 ekor sapi—angka yang memecahkan Rekor MURI sebagai inseminasi buatan terbanyak dalam satu tahun. “Ini capaian luar biasa. Para petugas IB, dokter hewan, paramedik, dan peternak adalah garda terdepan,” kata Khofifah.
Ia optimis bahwa percepatan IB dapat mengantar Indonesia menuju swasembada daging lebih cepat dari target nasional. “Kalau dilakukan masif, tiga tahun ke depan kita bisa swasembada daging. Paling lambat empat tahun. Hitungannya sangat terang dari tingkat keberhasilan IB dan pertumbuhan sapi hingga usia dua tahun,” katanya.
Optimisme tersebut diperkuat dengan capaian Jawa Timur sebagai pusat produksi ternak nasional. Data BPS 2024 menunjukkan populasi sapi potong Jatim mencapai 3,11 juta ekor atau 26 persen populasi nasional, sapi perah 292,26 ribu ekor atau 60 persen populasi nasional, produksi daging sapi 121.387 ton atau 20 persen kontribusi nasional, produksi susu 476.712 ton atau 58 persen nasional, serta produksi telur 2,02 juta ton atau 32 persen nasional.
Menurut Khofifah, angka-angka tersebut menunjukkan bahwa Jatim berada dalam posisi kunci dalam mendukung program Kedaulatan Pangan Presiden Prabowo Subianto.
Selain memperkuat IB, Pemprov Jatim juga menjalankan berbagai intervensi strategis seperti transfer embrio, biosekuriti, vaksinasi, pengendalian lalu lintas ternak, peningkatan kapasitas SDM, hingga pengembangan peternak milenial.
Khofifah menegaskan bahwa keberhasilan Jatim tidak lepas dari kerja bersama seluruh kabupaten/kota, dokter hewan, paramedik, petugas IB, petugas pemeriksa kebuntingan (PKB), pengawas bibit ternak, hingga pelaku usaha peternakan.
“Panjenengan semua berperan penting. Mari terus jaga produktivitas ternak, tetap waspada PMK, dan menjaga kebersihan kandang melalui biosekuriti,” pungkasnya.
















