Jelang Nataru, Jatim Tambah 44 Palang Pintu Kereta Selama 2025

- Pemerintah Jatim tambah 44 palang pintu kereta selama 2025 untuk antisipasi kecelakaan lalu lintas jelang Nataru.
- Penambahan palang pintu dilakukan berdasarkan skala prioritas dan fokus utama pada perlintasan dengan jalur ganda.
- Tren kecelakaan di perlintasan kereta menurun tajam dalam tiga tahun terakhir, dari 52 orang meninggal pada 2023 menjadi 15 korban jiwa hingga November 2025.
Surabaya, IDN Times - Mengantisipasi kejadian kecelakaan lalu lintas terus dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim). Salah satu yang menjadi atensi ialah perlintasan kereta api tanpa palang pintu. Terlebih jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) lalu lintas kian padat.
Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim memastikan bahwa antisipasi kecelakaan khususnya di perlintasan tanpa palang pintu akan diperketat. Salah satu yang sudah berjalan sepanjang tahun 2025 ini, ialah penambahan palang pintu.
Saat ini sudah ada 44 palang pintu baru yang berdiri di berbagai kabupaten dan kota selama 2025. Sebelumnya, sepanjang 2024, sedikitnya 53 unit telah terpasang. Pada 2026, pemerintah daerah kembali menargetkan pemasangan empat unit tambahan.
Kepala Dishub Jatim, Nyono, mengungkapkan bahwa pada tahap awal pihaknya menghadapi persoalan besar: terdapat sekitar 500 perlintasan sebidang tanpa palang pintu yang tersebar di seluruh provinsi. Namun lewat pemasangan bertahap, kondisi tersebut mulai mengalami perbaikan signifikan.
“Sekarang tinggal 220 perlintasan yang belum memiliki palang pintu. Sesuai arahan Ibu Gubernur, kami akan terus berupaya menuntaskan pemasangan ini,” ujar Nyono.
Pemerintah, kata Nyono, tidak sekadar memasang palang pintu secara acak. Ada skala prioritas yang disusun berdasarkan tingkat risiko. Salah satunya adalah perlintasan dengan jalur ganda (double track) yang kini menjadi fokus utama.
Menurut Nyono, keberadaan rel ganda membuat waktu penutupan palang menjadi lebih lama. Sering kali satu kereta belum selesai melintas, kereta lain sudah menyusul. Situasi ini kerap menimbulkan ketidaksabaran pengendara dan memicu aksi nekat menerobos palang, yang berujung fatal.
“Setelah perlintasan double track tuntas, baru kami bergerak ke jalur tunggal,” tegasnya.
Pemasangan palang pintu bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan upaya menyelamatkan nyawa. Dari data Dishub Jatim, tren kecelakaan di perlintasan kereta menunjukkan penurunan tajam dalam tiga tahun terakhir.
Pada 2023, sedikitnya 52 orang meninggal akibat insiden di perlintasan kereta di Jawa Timur. Jumlah itu turun menjadi 40 orang pada 2024, dan pada 2025 hingga November tercatat 15 korban jiwa.
"Angka ini menunjukkan adanya dampak positif dari pengamanan perlintasan sebidang. Semoga tidak bertambah lagi,” harap Nyono.


















