Kena Lahar Dingin, Uang Panen Salak Rp10 Juta Milik Toha Hilang

- Toha dan adiknya nekat kembali ke rumah yang terdampak erupsi Gunung Semeru untuk menggali sisa harta benda dan pakaian yang tertinggal.
- Toha kehilangan uang hasil panen buah salak sejumlah Rp10 juta yang disimpan di jaket saat banjir lahar dingin menerjang rumahnya.
- Toha dan adiknya terus menggali dengan harapan menemukan jaket berisi uang hasil panennya untuk bertahan di tengah-tengah bencana.
Lumajang, IDN Times - Sejumlah warga di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang nekat kembali ke rumahnya yang rusak akibat banjir lahar dingin dampak erupsi Gunung Semeru Rabu (19/11/2025). Mereka nekat kembali demi harapan bisa menyelamatkan sisa harta benda yang tertinggal di dalam rumah.
1. Toha menggali sisa-sisa lahar dingin demi mengais harta benda yang tersisa

Salah satu warga Dusun Sumbersari yang kembali ke rumahnya adalah Muhammad Toha, ia nekat tak menghiraukan imbauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang demi menyelamatkan harta benda yang mungkin bisa diselamatkan. Ia bercerita kalau tidak sempat menyelamatkan satupun harta benda saat banjir lahar dingin menerjang.
"Saat itu saya lari bersama anak-istri dan tidak sempat menyelamatkan apapun dalam rumah. Bahkan baju saja ya tinggal ini (yang dipakai saat ini)," terang petani buah salah ini pada Senin (24/11/2025).
Toha dan adiknya, Suryanto, akhirnya kembali ke rumahnya pada Senin pagi hanya untuk mendapati material lahar dingin berupa pasir setinggi lebih dari 1 meter merendam rumahnya. Keduanya menggali setiap ruangan di mana ia menyimpan harta benda dan pakaian untuk dibawa ke pengungsian.
2. Toha bercerita baru menjual hasil panen salak, tapi uang itu kini hilang entah di mana

Toha bercerita jika sebenarnya ia baru menjual hasil panen buah salak sejumlah Rp10 juta. Uang itu ia simpan di jaket yang ia simpan di dalam kamar. Nahasnya, ia lupa membawa jaket tersebut saat banjir lahar dingin menerjang rumahnya. "Hasil panen 3 kwintal salak tertimbun sejak banjir (lahar dingin) itu. Sekarang masih saya gali, semoga masih ada," ujarnya.
Toha mengaku rugi puluhan juta karena bangunan rumahnya rusak parah. Tapi ia merasa bebannya akan sedikit berkurang jika jaket berisi uang hasil panennya bisa ditemukan. "Semoga masih ada, semoga ketemu. Karena buat kebutuhan hidup" ucapnya penuh harapan.
3. Toha menggali ditemani sang adik

Toha tidak sendirian, ia ditemani sang adik yang ikut membantu menggali sisa banjir lahar dingin di dalam rumah. Keduanya terus menggali karena itu satu-satunya harapan mereka untuk bertahan di tengah-tengah bencana.
"Sekarang kami cuma berharap bisa ketemu jaketnya. Karena uang itu untuk hidup sehari-hari nanti, itu sangat berarti," pungkasnya.


















