Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Hujan Lebat hingga Gelombang Tinggi Mengintai Surabaya

Ilustrasi hujan
Ilustrasi hujan (pexels.com/Thgusstavo Santana)
Intinya sih...
  • Hujan lebat dan gelombang tinggi mengancam Surabaya dalam beberapa pekan kedepan.
  • Intensitas curah hujan bervariasi, dengan puncak musim penghujan pada Januari dan Februari 2026.
  • BMKG mengimbau masyarakat rutin membersihkan drainase dan memperbarui informasi cuaca melalui platform yang dimiliki BMKG.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya, IDN Times - Bencana hidrometeorologi, hujan dengan intensitas tinggi lebat hingga gelombang tinggi mengancam Kota Surabaya beberapa pekan kedepan. Banjir atau genangan air pun diperkirakan akan sering datang.

Koordinator Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Ady Hermanto mengatakan, cuaca yang terjadi saat ini di Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya, sudah memasuki musim penghujan. Ady Intensitas curah hujan yang terjadi dalam waktu satu pekan ini cukup bervariasi, yakni intensitas sedang hingga lebat pada saat siang dan malam. 

Tidak hanya curah hujan tinggi, pada 6-7 November 2025 juga akan terjadi gelombang pasang maksimum. Gelombang atau banjir rob ini diperkirakan terjadi di kawasan pesisir.

“Nah, jika dibarengi hujan yang deras, otomatis genangan air juga akan semakin tinggi. Karena Surabaya sudah masuk musim penghujan, puncaknya akan terjadi pada Januari dan Februari 2026,” kata Ady. 

Ady menyebutkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan curah hujan tinggi di wilayah Surabaya. Salah satunya adalah karenakan adanya fenomena Muson Barat, selain itu juga ada Madden Julian Oscillation (MJO) atau bertambahnya uap air yang berasal dari Samudera Hindia. “Tapi lebih dominannya muson barat, jadi itu angin juga berpengaruh terhadap pasokan uap air di atmosfer,” ujarnya. 

Di musim penghujan seperti saat ini, Ady mengimbau kepada masyarakat untuk rutin melakukan pembersihan drainase agar aliran air lancar. Tidak hanya itu, ia juga menyampaikan, agar masyarakat rutin melakukan pembaruan informasi cuaca melalui berbagai platform yang dimiliki BMKG. 

“Jadi masyarakat juga bisa update melalui WOFI dan itu bisa diakses gratis, dan ada juga website satelit milik BMKG, dan itu kami selalu update setiap 10 menit sekali, atau melalui aplikasi Info BMKG,” imbaunya. 

Ady menambahkan, dalam mengantisipasi cuaca ekstrem, BMKG juga turut menggandeng Pemkot Surabaya. Diantaranya memasang display informasi cuaca, terutama di wilayah pesisir Kota Surabaya. Hal ini dilakukan agar memberikan deteksi dini kepada masyarakat khususnya nelayan yang akan pergi melaut. “Kita juga memasang penangkar hujan, selain itu juga informasi tanggap bencana secara cepat dan real time,” pungkasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi mengatakan, DSDABM juga rutin berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk deteksi dini informasi cuaca. Biasanya, lanjut Syamsul, pemkot akan menerima peringatan satu sampai dua jam sebelum terjadi cuaca ekstrem.

Syamsul menerangkan, informasi yang diperoleh dari BMKG bisa dijadikan acuan untuk mitigasi dini, jika sewaktu-waktu terjadi cuaca ekstrem. Mulai dari perkiraan waktu hingga intensitas curah hujan yang akan terjadi. Adanya informasi ini, jajaran DSDABM melakukan sejumlah upaya penanganan, mulai dari mengurangi debit air di saluran, menyalakan rumah pompa, hingga membuka pintu-pintu air.

“Kita selalu dapat informasi dari BMKG ketika akan ada hujan, biasanya sekitar satu jam - dua jam itu ada peringatan dari BMKG. Masyarakat juga melihat di website WOFI Juanda, kalau warnanya merah berarti hujan deras, kalau kuning hujan sedang, kalau hijau itu masih gerimis-gerimis,” terangnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zumrotul Abidin
EditorZumrotul Abidin
Follow Us

Latest News Jawa Timur

See More

Setelah 7 Jam Diperiksa KPK, Bupati Ponorogo Diterbangkan ke Jakarta

08 Nov 2025, 03:43 WIBNews