Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Forum Sesepuh NU Bela Gus Yahya, Katanya Pemakzulan Tak Sesuai Aturan Organisasi

IMG-20251206-WA0112.jpg
Forum sesepuh NU di Tebuireng. (Dok. NU)
Intinya sih...
  • Forum Sesepuh NU menilai pemakzulan Gus Yahya tidak sesuai aturan organisasi PBNU.
  • Forum merekomendasikan klarifikasi terkait pelanggaran atau kekeliruan serius dalam pengambilan keputusan oleh Gus Yahya.
  • Forum mengajak untuk menahan diri, menjaga ketertiban organisasi, dan menyelesaikan masalah melalui mekanisme internal NU.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jombang, IDN Times - Sesepuh dan Mustasyar Nahdlatul Ulama (NU) kumpul di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (6/12/2025). Forum tersebut menghasilkan empat sikap terkait organisasi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Dalam forum tersebut, sesepuh juga memanggil Ketua Umum (Ketum) PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. Gus Yahya pun hadir didampingi Katib A'am PBNU KH Said Asrori, KH Muhammad Aunullah A'la Habib, anggota Syuriyah KH Ali Akbar Marbun, Sekjen PBNU Amin Said Husni, serta Bendahara Umum Sumantri Suwarno.

Juru bicara forum, HM. Abdul Mu’id mengatakan, empat sikap tersebut, pertama forum berpandangan bahwa proses pemakzulan tidak sesuai dengan aturan organisasi sebagaimana ketentuan AD/ART.

"Kedua, meski demikian forum juga melihat adanya informasi kuat terjadinya pelanggaran atau kekeliruan serius dalam pengambilan keputusan oleh ketua umum, yang perlu diklarifikasi melalui mekanisme organisasi secara menyeluruh," ujarnya.

Ketiga, forum merekomendasikan agar Rapat Pleno untuk menetapkan PJ tidak diselenggarakan sebelum seluruh prosedur dan musyawarah diselesaikan sesuai ketentuan organisasi. Keempat, forum sesepuh mengajak seluruh pihak untuk menahan diri, menjaga ketertiban organisasi, dan menghindari langkah yang berpotensi memperbesar ketegangan.

"Forum menegaskan bahwa persoalan ini hendaknya diselesaikan melalui mekanisme internal NU, tanpa melibatkan institusi atau proses eksternal, demi menjaga kewibawaan jam’iyyah dan memelihara NU sebagai aset besar bangsa," pungkas dia.

Forum tersebut dihadiri sejumlah sesepuh NU, mulai dari Wakil Presiden Presiden RI 2019-2024, Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin yang hadir secara online, Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid yang juga hadir secara online, Mantan Ketua PBNU, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, sesepuh Pondok Lirboyo, Anwar Manshur, Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Abdul Hakim Machfudz atau Gus Kikin selaku tuan rumah dan Pengasuh Ponpes Al-Falah Ploso Kediri KH Nurul Huda Djazuli.

Sebelumnya, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Ahyar, menegaskan bahwa KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya tidak lagi menjabat sebagai Ketua Umum (Ketum) PBNU terhitung sejak 26 November 2025 pukul 00.45 WIB. Pernyataan ini disampaikan Rais Aam usai silaturahmi dengan para Syuriah PBNU dan 36 PWNU yang digelar di kantor PWNU Jawa Timur, Sabtu (29/11/2025).

KH Miftachul Ahyar menegaskan bahwa keputusan Syuriah PBNU ini bersifat final. Dengan begitu, Gus Yahya tidak lagi memiliki kewenangan maupun hak menggunakan atribut Ketum PBNU.

“Terhitung mulai tanggal 26 November 2025 pukul 00.45 WIB, KH Yahya Cholil Staquf tidak lagi berstatus sebagai Ketua Umum PBNU. Sejak saat itu, kepemimpinan PBNU sepenuhnya berada di tangan Rais Aam,” ujarnya di depan media.

Ia menambahkan bahwa penggunaan atribut atau pengambilan keputusan atas nama Ketua Umum tidak lagi memiliki legitimasi.

Rais Aam menegaskan bahwa risalah Rapat Harian Syuriah PBNU telah disusun berdasarkan data dan kondisi riil. “Tidak ada motif lain di luar yang tertulis dalam risalah rapat. Semua sesuai fakta,” terangnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us

Latest News Jawa Timur

See More

Sesepuh NU Kumpul di Tebuireng , Hasilkan Sikap Soal Bencana & PBNU

06 Des 2025, 19:52 WIBNews