Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ditentang, UB Tetap Melanjutkan Penelitian di Gunung Kawi

Pertemuan pihak Kampus UB dengan Yayasan Ngesti Gondo. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)
Pertemuan pihak Kampus UB dengan Yayasan Ngesti Gondo. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Malang, IDN Times - Polemik penelitian 5 mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) di Gunung Kawi membuat pihak Kampus UB turun tangan. Mereka melakukan pertemuan dengan Yayasan Ngesti Gondo selaku pengelola Wisata Religi Pesarean Gunung Kawi pada Selasa (24/10/2023). Pertemuan ini berlangsung dari pukul 14.00 WIB sampai 18.00 WIB.

Pertemuan ini berjalan panas. Pasalnya, pihak Yayasan Ngesti Gondo terlanjur kecewa dengan penelitian mahasiswa UB. Mereka mempertanyakan diksi-diksi dalam penelitian tersebut seperti pesugihan, tumbal, hingga gangguan jiwa.

1. Meskipun mendapatkan tentangan, penelitian mahasiswa UB di Gunung Kawi akan tetap dilanjutkan

Pesarean Gunung Kawi. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)
Pesarean Gunung Kawi. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Kepala Divisi Hukum Hukum UB, Haru Permadi yang hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan jika kegaduhan ini terjadi karena kalimat-kalimat penelitian yang dipublikasikan di media sosial. Ia menilai jika pemilih kata-kata yang dipakai para mahasiswa inilah yang bermasalah.

"Terkait kualitas penelitian itu tentu menjadi kewenangannya mahasiswa. Dan para mahasiswa ini sudah berkomitmen bila ada yang keliru akan dievaluasi," terangnya.

Ia juga menegaskan jika penelitian di Gunung Kawi akan tetap dilanjutkan. Pasalnya penelitian yang akan digunakan untuk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini sudah disetujui oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI).

"Penelitian tetap jalan, tapi misalnya ada data yang diambil tidak valid atau tidak benar, maka itu yang akan direvisi. Kemudian pemfokusan lokasi yang diteliti bisa jadi akan diubah," bebernya.

2. Yayasan Ngesti Gondo meminta peneliti UB mengoreksi diksi-diksi mereka lagi jika ingin melanjutkan penelitian

Pertemuan pihak Kampus UB dengan Yayasan Ngesti Gondo. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)
Pertemuan pihak Kampus UB dengan Yayasan Ngesti Gondo. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Di tempat yang sama, Juru Bicara Yayasan Ngesti Gondo, Ali Zaenal Abidin mengatakan jika para mahasiswa UB harus memeriksa diksi-diksi yang mereka gunakan jika ingin melanjutkan penelitian. Ia merasa penelitian yang mereka terbitkan nantinya akan berpengaruh pada upaya rebranding Gunung Kawi sebagai wisata rohani dan budaya.

"Tadi sudah disampaikan bahwa apa yang menjadi fokus di yayasan itu ada pada penulisan Gunung Kawi, tumbal, pesugihan, dan penderita gangguan jiwa. Itu tadi disampaikan bahwa dari pihak yayasan berkeberatan dengan penggunaan kata-kata itu," tegasnya.

Ia berharap agar permintaan koreksi diksi ini bisa dipenuhi oleh UB, sehingga pertemuan mereka yang hampir memakan waktu 5 jam bisa membuahkan hasil positif. Menurutnya, ini akan jadi solusi sementara sambil melihat tindak lanjut dari Yayasan Ngesti Gondo kedepannya.

3. Peneliti UB harus menunjukkan lokasi penelitian dengan jelas

Pertemuan pihak Kampus UB dengan Yayasan Ngesti Gondo. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)
Pertemuan pihak Kampus UB dengan Yayasan Ngesti Gondo. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Lebih lanjut, Ali mengatakan jika para peneliti harus menunjukkan lokasi penelitian secara jelas. Sebab, tidak semua lokasi Gunung Kawi dijadikan lokasi untuk pesugihan.

Karena hanya disebutkan Gunung Kawi di penelitian tersebut, ia merasa Pesarean Gunung Kawi jadi terseret seolah-olah lokasi ini juga sebagai tempat pesugihan. Padahal mereka tengah berusaha memperkenalkan Pesarean Gunung Kawi bukan sebagai lokasi praktek pesugihan apalagi ilmu hitam.

"Karena menyebut Gunung Kawi secara luas maka objeknya abstrak. Jadi orang bisa menuding siapapun seperti pesarean, bisa warga, bisa siapapun. Misalnya disebutkan secara spesifik itu Keraton Gunung Kawi ya itu haknya peneliti, tapi kita tidak dalam posisi untuk mengomentari apa yang di luar Pesarean Gunung Kawi," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rizal Adhi Pratama
EditorRizal Adhi Pratama
Follow Us