BNPB Gelar Apel Siaga Megathrust, Pesisir Selatan Jatim Disorot

Surabaya, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera melakukan Apel Siaga Bencana terkait ancaman Megathrust di Indonesia. Salah satu wilayah yang disorot ialah pesisir selatan Pulau Jawa, termasuk Jawa Timur.
"Kami rencana tanggal 5 Apel Siaga yang terbagi di beberapa wilayah untuk menghadapi ancaman ini," ujar Deputi Bidang sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati saat di Surabaya, Selasa (3/9/2024).
Ancaman Megathrust ini, kata Radit, sudah lama. Maka dari itu tidak seharusnya menyalahkan ancaman bencana maupun alamnya. Pemerintah maupun masyarakat harus siap menghadapi hal tersebut. Terutama masyarakat di kawasan pesisir.
"Wilayah Megathrust mulai Sumatera, selatan Jawa, hingga Sulawesi dan seterusnya," katanya.
Untuk menyiapkan kesiagaan itu, Radit menyampaikan bahwa pihaknya sudah berkolaborasi dengan berbagai pihak. Mulai dari pemerintah daerah hingga pemerintah negara tetangga seperti Australia yang membuat Program Siap Siaga.
"Kami lakukan langkah ini agar masyarakat yang berada di daerah rawan bencana untul bisa sadar akan bencana, sehingga bisa meminimalisir terjadinya korban hingga kerugian yang diakibatkan dari bencana," terangnya.
Raditya mengatakan jika BNPB menggandeng Australia untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat rawan bencana. "Bencana terjadi karena memang memakan korban maupun materil yang terjadi dengan adanya aktivitas alam, jadi kami disini untuk menimalisir agar tidak ada korban jiwa dan materil," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Jatim Gatot Soebroto membenarkan bahwa sisi selatan Jatim paling berisiko terdampak Megathrust. Tapi ia mengingatkan jika dampaknya juga bakal dirasakan seluruh Jatim. Maka dari itu semuanya harus siaga memitigasinya.
"Wilayah pesisir selatan Jawa Timur, seperti Banyuwangi hingga Pacitan, memang memiliki potensi besar terkena dampak. Ini disebabkan oleh adanya pertemuan lempeng induk Australia dan Eurasia di kawasan tersebut," katanya.
Maka dari itu, menurut Gatot, Program Siap Siaga ini menjadi hal yang penting. Utamanya bagi masyarakat rentan, seperti kaum difabel maupun lansia. "Dengan pelatihan ini kami memperhatikan masyarakat rentan seperti orang tua, dan disabilitas," ucapnya.
Selain program ini, Gatot menyebutkan BPBD Jatim telah membentuk Desa Tanggap Bencana (Destana) dan Kecamatan Tanggap Bencana (Kentana). Serta pemasangan sirine dan sistem peringatan dini yaitu Early Warning System (EWS) di titik-titik strategis.
"Dengan adanya langkah tersebut, diharapkan mampu memberikan kesiapsiagaan yang lebih baik bagi masyarakat, sehingga risiko dari bencana besar yang mungkin terjadi dapat diminimalisir," pungkas Gatot.