Surabaya, IDN Times - Acara pentas seni budaya Papua yang digelar di kawasan Kya-kya Surabaya tiba-tiba berubah ricuh. Kericuhan terjadi saat sekelompok orang mengaku mahasiswa Papua mendatangi tempat acara dan membubarkan acara.
Acara bertajuk Seni dan Budaya Papua itu digelar oleh Perkumpulan Alumni Papua Jawa Timur. Salah satu atlet nasional, Serafi Unani juga datang sebagai tamu utama.
Pantauan IDN Times di lapangan, acara yang dimulai pukul 18.30 awalnya berjalan lancar saja. Ada beberapa tokoh asal Papua datang dan juga perwakilan dari pemerintah kota.
Acara dimulai dengan penampilan dari band. Acara kemudian dilanjutkan dengan talkshow.
Di tengah-tengah talkshow tiba-tiba sekelompok orang datang. Mereka mengaku sebagai mahasiswa asal Papua. Kelompok orang tersebut meminta agar acara tersebut dihentikan.
Dialog pun sempat terjadi antar pihak penyelenggara dengan sekolompok orang tersebut. Sekelompok orang tersebut menyebut acara ini bukan datang dari orang-orang Papua.
"Sekalipun atas nama alumni, tapi kami tidak tahu alumni di mana, kedudukannya di mana, pendiriannya kapan, kami tidak tahu. Bapak-bapak ini bukan alumni, ini masyarakat yang bekerja, sudah penduduk Surabaya, berati bukan orang Papua lagi," ujar salah satu dari kelompok orang tersebut.
Sekelompok orang tersebut merasa, orang-orang yang menggelar acara ini tidak pernah ada untuk mereka. Sebab, mereka mengaku selama ini mahasiswa Papua mendapat teror tetapi tak pernah mendapat bantuan.
"Kami juga mahasiswa ini (mendapat) diskriminasi tapi alumni -alumni itu ke mana, sebagai orang Papua kemana selama ini,"
Aparat kepolisian, TNI hingga Satpol PP pun datang. Mereka mencoba untuk meredam kegaduhan yang terjadi. Tapi, tidak ada titik temu. Setelah dialog, tiba-tiba sekelompok orang itu pun berlarian ke arah kursi penonton. Kursi-kursi peserta dibalik-balikkan.
Seketika, para penonton dan tamu undangan yang hadir histeris. Mereka pun berlarian ke sana kemari. Bahkan, anak-anak yang hadir juga menangis. Ada pula penonton yang pingsan.
Sekelompok orang ini pun juga berlarian hingga ke area tenan dan pengunjung Kya-kya Surabaya. Pengunjung dan pedagang sempat panik.
Sebelum kerusuhan itu terjadi, Pengurus Alumni Papua Jawa Timur, Freek Cristiaan sempat mengatakan bahwa acara ini merupakan pentas seni dan budaya. Kegiatan tersebut ingin memperkenalkan budaya Papua ke Masyarakat Surabaya.
"Artinya kita dari masyarakat Papua ingin memperkenalkan budaya tari tarian kita kepada seluruh keluarga besar Jawa Timur khususnya yang ada di Kota Surabaya dan seluruh suku-suku yang ada kami undang untuk mengikuti acara," ujarnya.
Hingga pukul 20.00 WIB, pihak terkait masig l berdialog. Suasana Kya-kya Surabaya masih tegang. Walaupun lampu di area panggung dan pentas sudah diredupkan.