Surabaya, IDN Times - Sebanyak 80 Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jawa Timur (Jatim) dipulangkan selama periode 1 - 30 September 2025. Data Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI), dari jumlah yang dipulangkan itu 76 di antaranya PMI ilegal dan hanya empat yang prosedural.

Mayoritas PMI yang dipulangkan ialah laki-laki, sebanyak 52 orang. Sementara perempuan sebanyak 28 orang. Lebih lanjut, pemulangan itu dilakukan lantaran beberapa hal. Ada 63 PMI yang terkendala, empat karena sakit dan 13 sisanya meninggal dunia.

Jika dilihat rinci daerah asal PMI yang dipulangkan pada September, ada lima daerah terbanyak. Tiga besar dari Madura. Sebanyak 11 PMI asal Sumenep, tujuh asal Bangkalan, tujuh asal Sampang, tujuh asal Madiun dan enam asal Jember. Melihat fenomena tersebut Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin menekankan agar semua yang ingin jadi PMI harus sesuai prosedur yang ada. Karena menurutnya, manfaatnya sangat banyak bagi diri sendiri, keluarga dan negara.

"Kalau mau menjadi pekerja migran harus melalui jalur yang benar. Ada balai kerja, melalui prosedur yang resmi agar bekerjanya menjadi pekerja migran yang aman. Berangkat jadi pekerja migran, pulang menjadi juragan, begitu," ujarnya saat meresmikan Lounge PMI di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda, Kamis (9/0/2025).

Tak hanya mengintatkan secara prosedural, Menteri P2MI juga memberikan atensi khusus pelayanan untuk PMI yang pulang dengan menyediakan Lounge PMI di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda. Lounge ini menjadi yang keenam di bandara-bandara internasional di Indonesia.

"Kita meresmikan pelayanan pekerja migran indonesia di Bandara Juanda, Surabaya dan sudah enam di bandara internasional yang sudah kita resmikan," katanya.

Lounge ini, lanjut Mukhtarudin, akan menjadi pelayan bagi PMI yang pulang dari luar negeri. Baik itu pulang dalam keadaan sehat hingga meninggal dunia. Ia menegaskan, semua harus dilayani. "Semua dilayani oleh lounge dari layanan pekerja migran ini," tegasnya.

"Ini sebagai bentuk kepedulian kita kepada pejuang pejuang devisa yang menghidupi keluarganya dan perekonomian bagi negara kita," tambah dia.

Selain itu, Mukhtarudin menegaskan bahya di Lounge PMI ini juga menjadi pusat informasi. Sehingga, potensi penipuan dapat diminimalisir. "Ini termasuk pusat informasi juga agar masyarakat tahu orang yang mau nipu seperti apa, kalau bekerja secara legal seperti apa, jadi sebagai pusat informasi bagaimana menjadi pekerja migran yang aman," terangnya.

Di Lounge PMI ini, lanjut Mukhtarudin, tidak hanya pekerja BP3MI saja. Tapi ada petugas lainnya juga. "Pegawai kita ada, bea cukai juga ada, imigrasi juga ada, BPJS juga ada, jadi terintegrasi pelayanannya," pungkasnya.