4 Kecamatan di Malang Selatan Terendam Banjir, Ratusan Rumah Terdampak

Malang, IDN Times - Hujan dengan intensitas sedang hingga deras terus mengguyur wilayah Kabupaten Malang. Hasilnya 4 kecamatan di Kabupaten Malang terdampak bencana hidrometeorologi mulai dari banjir, longsor, hingga kayu tumbang. Empat kecamatan tersebut di antaranya adalah Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kecamatan Ampelgading, Kecamatan Tirtoyudo, dan Kecamatan Gedangan.
Laporan dari BPBD Kabupaten Malang, ratusan rumah dan fasilitas umum menjadi korban bencana ini. Oleh karena itu, warga di 4 kecamatan tersebut dihimbau segera mengungsi seandainya kondisi rumah tidak aman lagi.
1. BPBD melaporkan ada 19 rumah terdampak banjir di Kecamatan Sumbermanjing Wetan
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan melaporkan ada 19 rumah yang terdampak banjir di Desa Sitiarjo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Rinciannya ada 6 rumah terendam di Kampung Palung, dan 13 rumah terendam di Dusun Krajan Kulon sejak pukul 07.30 WIB. Beberapa rumah di Dusun Rowotrate juga terendam air, tapi BPBD Kabupaten Malang masih melakukan pendataan.
"Banjir mengakibatkan jalan terputus mulai dari akses Malang menuju Sendang Biru, akses Desa Sitiarjo menuju Kecamatan Gedangan. Kemudian rumah warga di Rowotrate juga terendam, tapi datanya masih menyusul," terang Sadono saat dikonfirmasi pada Jumat (07/07/2023).
Kondisi di lapangan juga dipersulit karena pemadaman listrik dan akses sinyal telepon yang terbatas. Namun, personil BPBD Kabupaten Malang dan PMI Kabupaten Malang sudah diterjunkan ke titik-titik bencana.
"Kita melakukan pemantauan di hulu sungai penguluran di Dusun Tegalrejo, Desa Ringin Kembar, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Saat ini di lokasi masih hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Kita juga melakukan pemantauan perkembangan situasi dan debit air genangan," ucapnya.
2. Banjir diikuti tanah longsor membuat 85 rumah di Kecamatan Ampelgading terdampak
Sementara di Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang banjir terjadi sejak pukul 07.00 WIB, banjir diikuti tanah longsor memperparah kerusakan di sana. Hal ini disebabkan hujan dengan intensitas rendah hingga tinggi terjadi sejak Kamis (06/07/2023) pukul 21.00 WIB. Banjir ini menyebabkan 84 rumah terendam air, 1 rumah terdampak longsor, 1 rumah terdampak pohon tumbang. Kemudian fasilitas umum seperti SDN 2, TK Darmawanita, SMPN 3 Ampelgading, dan Posko Comdeca tergenang air.
"Posisi warga sudah aman semua. Banjir juga sudah surut sekarang, tapi di lembah itu masih hujan gerimis," terang Kepala Desa Lebakharjo, Sumarno.
Ia mengatakan meskipun puluhan rumah terdampak banjir, tanah longsor, hingga pohon tumbang. Tidak ada warga yang mengungsikan diri. Warga justru bergotong-royong membersihkan longsor dan pohon tumbang.
"Kalau di desa ini sudah biasa ada banjir, sekarang ini cuma katakan (banjir) sederhana. Tapi tetangga-tetangga masih guyub untuk menolong satu sama lain," bebernya.
3. Sering diterpa banjir, warga minta Sungai Manjeng dilakukan sudetan
Sumarno menjelaskan jika warga sudah terbiasa terkena banjir jika hujan lebih dari 5 jam. Setelah itu dipastikan Sungai Menjeng akan meluap dan menggenangi rumah-rumah warga. Oleh karena itu, warga meminta Sungai Menjeng disudet agar alirannya lancar kembali.
"Air sungai itu tidak bisa mengalir dengan lancar, akhirnya meluap ke permukiman warga. Mulai dulu sudah saya sampaikan ke bupati kondisi ini. Karena bencana banjir ini sudah terjadi bertahun-tahun," tegasnya.
Warga Desa Lebakharjo selalu was-was jika hujan lebat terjadi. Bahkan jika hujan hanya terjadi di hulu sungai, maka air Sungai Manjeng akan meluap. Hal ini membuat warga merasa resah atas keselamatan mereka.
"Permintaan saya cuma satu penyudetan, sungai itu tadi. Sehingga kalau penyudetan sungai itu dilakukan dan diarahkan akhirnya kampung aman. Kalau tidak, ya tetap banjir saja," pungkasnya.