Mulai 2020, Risma Wajibkan Siswa SD dan SMP Bisa Berenang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, kembali membuat terobosan baru. Mulai awal 2020, dia akan mewajibkan seluruh siswa SD dan SMP di Surabaya memiliki kemampuan berenang. Tujuannya supaya anak-anak memiliki kemampuan tanggap bencana sejak dini.
“Kita gak minta ada musibah, tapi kita ada misi supaya anak-anak bisa renang untuk rescue, targetnya untuk penyelamatan diri. Jadi bukan diwajibkan untuk bagaimana-bagaimana atau bisa renang gaya ini itu,” kata Risma keapda awak media di ruang kerjanya, Surabaya, Kamis (28/11).
1. Berharap tidak ada anak-anak yang jadi korban bencana
Ide tersebut bermula ketika Risma bertemu dengan pihak BMKG dan BNPB. Kala itu, BNPB menujukkan beberapa potret korban yang berusaha menyelamatkan diri saat bencana alam datang.
“Waktu ada BMKG dan BNPB, mereka menampilkan kejadian-kejadian (bencana). Terus ada contoh, istri Bupati mana, yang sebenarnya dia selamat, dia sudah pegang ban, tapi karena dia gak tahu cara pegang ban, akhirnya dia hanyut,” terang Risma.
Dia menambahkan, “Yo aku wedi. Artinya ini kan perlu. Besoknya tak panggil (staf Pemkot Surabaya), kemudian tak minta adakan pelatihan gabungan antara Linmas, Satpol PP, dan PMK. Saya minta anak-anak dilatih punya pengalaman rescue.”
2. Segala fasilitas disiapkan oleh Pemkot Surabaya
Terkait sarana dan pra-sarana, Risma meminta orangtua wali tidak perlu khawatir. Sebab, pelatihan ini sepenuhnya didanai oleh Pemkot Surabaya.
“Saya maunya semua anak (ikut pelatihan). Nanti anak-anak gak perlu bawa apa-apa, kalau yang mampu silahkan, kalau yang tidak mampu akan kami siapkan biar gak merepotkan orangtua,” kata dia.
Kemudian, Risma berharap agar simulasi pelatihannya dibuat semirip mungkin seperti saat bencana terjadi. “Nanti dilatih cara pegang ban, yang badannya kecil gimana naik ban supaya gak hanyut, bagaimana naik perahu karet, naik skoci.”
3. Latihan dibuat bergilir untuk setiap sekolah negeri dan swasta di Surabaya
Saat ini, Pemkot Surabaya tengah mempersiapkan sejumlah kolam renang untuk pelatihan tersebut. Bila tidak ada halang-rintang, program ini sudah bisa dimulai sejak Januari 2020. Skemanya dibuat dua shift setiap hari dari pukul 07.00-17.00 WIB yang waktu pakai kolam renangnya digilir setiap sekolah.
“Ini gak masuk kurikulum tapi masuk ke ekstrakulikuler, cuma anak-anak diwajibkan. Mulai tahun depan akan digilir, SD dan SMP. Kalau aku maunya sejak kelas 1 SD, wong sekarang bayi aja sudah diajari renang,” papar dia.
Siswa yang sudah diakui kemampuannya akan diberikan sertifikat. Sementara, mereka yang membutuhkan pendekatan khusus, akan diberikan special treatment. “Nanti akan ditangani secara khusus yang fobia air. Tapi kalau yang normal, harus sampai dapat sertifikat.”
4. Sekaligus ajang mencari siswa yang berbakat
Untuk pelatihnya, Risma tidak main-main. Dia sedang mempersiapkan pelatih perempuan bagi para siswi dan pelatih laki-laki buat siswa. Semuanya akan bergerak di bawah komando Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
“Kebutuhan pelatihnya sedang kami hitung. Nanti menyesuaikan juga harus latihan berapa jam dan berapa lamanya,” ungkapnya.
Sisi lain dari pelatihan ini adalah Risma berharap menemukan bibit unggul yang bisa mengharumkan nama Surabaya melalui olahraga berenang.
“Ini memang untuk rescue. tapi kalau ada yang punya bakat, akan kami kembangkan dengan cara yang lain,” tutup Wali Kota dua periode itu.
Baca Juga: Hari Guru Nasional, Risma Ingatkan Tantangan Siswa di 2020