Lereng Gunung Wilis Rawan Longsor, BPBD Pasang Dua EWS

Potensi kejadiannya tinggi saat musim hujan

Madiun, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun memetakan tiga kecamatan di kawasan lereng Gunung Wilis sebagai daerah rawan longsor saat musim hujan. Lokasinya di wilayah Kecamatan Gemarang, Kare, dan Dagangan.

"Potensi tanah longsor di sana cukup tinggi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun Mohammad Syahrowi, Jumat (12/11/2021).

1. Kondisi EWS dinyatakan baik

Lereng Gunung Wilis Rawan Longsor, BPBD Pasang Dua EWSInstalasi Early Warning System (EWS) berbasis IoT di Desa Krandegan (Dok. Pemdes Krandegan)

Oleh karena itu, dua EWS (Early Warning System) dipasang di wilayah kecamatan rawan tanah longsor. Alat ini dinyatakan berfungsi dengan baik untuk memberikan peringatan dini akan terjadinya bencana alam. 

"EWS yang ada di wilayah kami ada delapan. Dua EWS longsor dan sisanya EWS banjir," ujar Syahrowi.

Baca Juga: 13 Titik Jalur Kereta di Wilayah Daop 7 Madiun Rawan Bencana Alam

2. EWS banjir lebih banyak dipasang

Lereng Gunung Wilis Rawan Longsor, BPBD Pasang Dua EWSIlustrasi Banjir (IDN Times/Mardya Shakti)

Ia menjelaskan, EWS banjir lebih banyak dipasang lantaran bencana alam itu sering terjadi saat musim hujan. Dari 95 kejadian sejak Januari hingga awal November 2021 didominasi terjadinya luapan air dari sungai. 

Adapun lokasi yang paling rawan banjir di wilayah Kecamatan Wungu, Madiun, Balerejo, Pilangkenceng, dan Saradan. Fenomena ini akibat tingginya debit air dari sejumlah kali dan tidak mampu masuk ke aliran Sungai Jerohan, anakan Sungai Bengawan Madiun.

3. Ancaman bencana cukup tinggi dampak dari gelombang La Nina

Lereng Gunung Wilis Rawan Longsor, BPBD Pasang Dua EWSIlustrasi gelombang tinggi (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Pada awal musim hujan kali ini, Syahrowi menyatakan bahwa potensi bencana tanah longsor maupun banjir tetap tinggi. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang dterima BPBD setempat kondisi ini sebagai dampak terjadinya gelombang La Nina.

Fenomena alam ini mengakibatkan bencana hidrometeorologi, seperti angin dan curah hujan tinggi. "Upaya antisipasi kami dengan menyiapkan SDM (sumber daya manusia). Relawan selalu berkoordinasi untuk melaporkan kondisi di wilayahnya," jelas mantan Camat Dagangan ini.

Baca Juga: Awal Musim Hujan, Sejumlah Bencana Menghantui Warga Madiun

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya