Pedagang Hewan Kurban di Surabaya Kesulitan Cari Sapi Sehat

Pedagang harus hati-hati

Surabaya, IDN Times - Idul Adha 2022 tinggal satu minggu lagi. Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ini pedagang hewan kurban di Surabaya mengeluh kesulitan mencari hewan kurban yang sehat. Hal tersebut karena dampak dari wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

1. Pedagang sangat selektif dalam memilih sapi

Pedagang Hewan Kurban di Surabaya Kesulitan Cari Sapi SehatPedagang hewan kurban di Surabaya, Sabtu (2/7/2022). (IDN Times/Khusnul Hasana)

Salah satu pedagang yang ditemui IDN Times adalah, Amin (65). Ia mengaku kesulitan mendapatkan sapi sehat. Agar tak salah pilih, ia pun benar-benar selektif dalam membeli sapi.

"Angel ndelek sapi sehat (sulit cari sapi sehat), enek penyakit PMK, kudu tuku ati-ati (ada penyakit PMK, harus hati-hati)," ujarnya saat ditemui di lapaknya yang berada di Jalan Kenjeran Surabaya, Sabtu (2/7/2022).

Amin sendiri membeli sapi-sapi tersebut dari sejumlah daerah seperti Lumajang, Jember dan Madura. Sapi juga diambil dari daerah yang tidak masuk zona merah PMK.

"Sebelum dibawa ke sini, sapinya dicek kesehatannya dulu, kalau sehat baru dibawa ke sini," tuturnya.

2. Harga sapi sedikit meningkat

Pedagang Hewan Kurban di Surabaya Kesulitan Cari Sapi SehatPedagang hewan kurban di Surabaya, Sabtu (2/7/2022). (IDN Times/Khusnul Hasana)

Amin menuturkan, selain kesulitan mencari sapi sehat, ia juga mengatakan harga sapi pada momen Idul Adha tahun ini mengalami kenaikan. Hal tersebut juga dipengaruhi adanya wabah PMK.

"Harganya mulai Rp20 sampai Rp30 juta. Tahun sebelumnya Rp17 sampai Rp30. Ada kenaikan sedikit, karena faktor susah cari sapi," ujarnya. Meski harganya sedikit meningkat, pembelinya justru meningkat. Hal tersebut lantaran, tak banyak pedagang sapi seperti tahun lalu.

Baca Juga: PMK, Khofifah Minta Kepala Daerah Blusukan Pantau Hewan Kurban

3. Pedagang baru buka lapak mendekati hari H Idul Adha

Pedagang Hewan Kurban di Surabaya Kesulitan Cari Sapi SehatPedagang hewan kurban di Surabaya, Sabtu (2/7/2022). (IDN Times/Khusnul Hasana)

Amin juga mengaku baru buka lapak mendekati hari H Idul Adha. Padahal biasanya ia sudah buka satu bulan sebelum Idul Adha. 

"Bukanya satu minggu lalu, kalau buka jauh-jauh hari khawatir (penyebaran PMK)," sebut Amin.

Saat membuka lapak, dirinya telah mengantongi izin dari RW, Kelurahan hingga Kecamatan. Ketika ada sapinya yang bergejala PMK, petugas dari Kecamatan akan datang untuk melakukan pemeriksaan.

Baca Juga: Jatim Butuh 31,5 Juta Vaksin PMK, Baru Terima 360 Ribu

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya