Konferensi di Unair, Sekjen PDIP Paparkan Pemikiran Bung Karno

Pemikiran geopolitik Soekarno didasari pada Pancasila

Surabaya, IDN Times - Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menjadi pembicara dalam rangkaian Konferensi Banding-Belgrade-Havana yang digelar di Universitas Airlangga, Surabaya, Jumat (11/11/2022). Hasto memaparkan pemikiran geopolitik Presiden pertama Indonesia, Sukarno (Bung Karno), di hadapan para peserta konferensi yang berasal dari 29 negara.

1. Hasto paparkan pemikirkan geopolitik Seokarno

Konferensi di Unair, Sekjen PDIP Paparkan Pemikiran Bung KarnoHasto Kristiyanto saat menjadi pembicara dalam Konferensi Banding-Belgrade-Havana yang digelar di Universitas Airlangga, Surabaya, Jumat (11/11/2022). (Dok. PDI Perjuangan).

Dalam pemaparannya, Hasto menjelaskan, pemikiran geopolitik Soekarno didasari pada Pancasila yang merupakan ideologi bangsa Indonesia. Pemikiran geopolitik Bung Karno didedikasikan untuk membangun tata dunia baru yang bebas dari imperialisme dan kolonialisme, serta demokratis dan berkeadilan.

"Pandangan Bung Karno tentang tatanan dunia baru, dan gagasannya tentang geopolitik non-ekspansionis, sangat berbeda dari Barat. Geopolitik Soekarno didasarkan pada kemanusiaan, internasionalisme, keadilan dan solidaritas antar bangsa, serta komitmen hidup berdampingan secara damai. Prinsip-prinsip ini pada akhirnya dapat menjadi landasan penting bagi masa depan dunia," ujar doktor dari Universitas Pertahanan ini. 

Baca Juga: Soal Adu Balap Deklarasi, Hasto: Jangan Dorong Pemilu Jadi Lebih Cepat

2. Hasto sebut dunia dibayangi ketidakadilan global

Konferensi di Unair, Sekjen PDIP Paparkan Pemikiran Bung KarnoHasto Kristiyanto saat menjadi pembicara dalam Konferensi Banding-Belgrade-Havana yang digelar di Universitas Airlangga, Surabaya, Jumat (11/11/2022). (Dok. PDI Perjuangan).

Hasto menyebut, saat ini dunia sedang  dibayangi ketidakadilan global, berbagai masalah dunia semakin mengemuka belakangan ini, mulai dari kemiskinan, ketidakadilan dunia kesehatan seperti distribusi vaksin, disparitas penguasaan teknologi, hambatan di rantai pasok yang memicu inflasi dunia, perang, dan sebagainya.

“Maka sebenarnya apa yang dipelopori generasi pertama non-aligned movement (gerakan non-blok) seharusnya memantik kesadaran kita untuk menuju tata dunia baru yang lebih berkeadilan dan mengedepankan wajah kemanusiaan,” ungkao Hasto.

3. Pemikiran Soekarno untuk merumuskan kebijakan nasional

Konferensi di Unair, Sekjen PDIP Paparkan Pemikiran Bung KarnoHasto Kristiyanto saat menjadi pembicara dalam Konferensi Banding-Belgrade-Havana yang digelar di Universitas Airlangga, Surabaya, Jumat (11/11/2022). (Dok. PDI Perjuangan).

Dalam pemikiran Soekarno, kata Hasto, geopolitik, geoekonomi, dan geostrategi digunakan untuk merumuskan kebijakan strategis kepentingan nasional dalam dinamika internasional demi terwujudnya pemikiran dunia. Pentingnya diplomasi untuk kerjasama politik, ekonomi, dan budaya sebagai hal penting dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia, alih-alih kerja sama militer.

"Platform kerja sama militer disebut mendapat estimasi signifikansi terendah dalam teori geopolitik Soekarno," sebutnya.

Hasto menegaskan, kekuatan negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin yang menggemakan semangat Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Nonblok, serta Konferensi Tri-Kontinental harus bersatu untuk mengubah dunia, mengedepankan wajah kemanusiaan dan mendonorkan semangat kerjasama ekonomi yang adil.

 “Pada akhirnya, pelestarian bumi, keselamatan alam semesta, harus diperjuangkan bersama karena kita hidup di planet yang sama,” tegas Hasto.

Sekedar diketahui, rangkaian “Bandung-Belgrade-Havana Confereence” yang digelar hari ini adalah bagian dalam peringatan 65 tahun Konferensi Asia Afrika di Bandung, 60 tahun KTT Nonblok di Beograd, dan 55 tahun Konferensi Tiga Benua di Havana.

Konferensi ini pun menjadi ajang untuk kembali merefleksikan dan membumikan nilai-nilai Bandung Spirit. Tema yang dianggkat adalah “Bandung- Belgrade-Havana in Global History and Perspective: “What Dreams, What Challenges, What Projects, for a Global Future” (Bandung-Beograd-Havana dalam Kerangka Sejarah dan Pemikiran Global: Impian, Tantangan dan Perencanaan Masa Depan).

Baca Juga: Soal Jatah Presiden ke Prabowo, Hasto: Pak Jokowi Hanya Memuji

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya