Cacar Monyet Darurat Kesehatan Global, Epidemolog Unair: Tetap Tenang

Pola hidup sehat dan bersih nomor satu

Surabaya, IDN Times - World Health Organization (WHO) pada 23 Juli 2022 lalu, telah menetapkan cacar monyet (monkeypox) sebagai darurat kesehatan global (Public Health Emergency of International Concern) karena penyebarannya yang makin meluas. Lalu, bagaimama tanggapan, Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) terkait hal ini .

Epidemiolog Unair Dr Windhu Purnomo menjelaskan, hingga saat ini belum terkonfirmasi satupun kasus cacar monyet di Indonesia. Seruan WHO itu dimaksudkan agar negara-negara di dunia mengantisipasi potensi menyebaran cacar monyet.

1. Masyarakat tak perlu panik

Cacar Monyet Darurat Kesehatan Global, Epidemolog Unair: Tetap TenangDr. Windhu Purnomo, dr. (IDN Times/Uni Lubis)

Windhu menekankan bahwa masyarakat Indonesia tidak perlu panik merespons penetapan darurat cacar monyet ini. Hal ini dikarenakan, pemerintah Indonesia sudah memiliki kesiapan dalam menghadapi endemi ini, dan pakar sudah mengetahui cara-cara penularan serta pencegahan penularannya.

“Penyebaran cacar monyet ini tidak secepat COVID-19 karena cara penularannya lewat sentuhan fisik. Gejala dari cacar monyet muncul ruam dan bintil-bintil layaknya cacar, dan virusnya ada di sana. Untuk itu, penyebaran via droplet (cipratan air liur/bersin) ini jauh lebih kecil posibilitasnya karena harus ada ruam di daerah mulut terlebih dahulu,” ujar dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair ini.

2. Cegah dengan gaya hidup bersih dan sehat

Cacar Monyet Darurat Kesehatan Global, Epidemolog Unair: Tetap TenangTim Kajian Epidemiologi FKM Unair Dr. Windhu Purnomo saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Jumat (8/5). Dok Istimewa

Windhu menuturkan, metode pencegahan cacar monyet layaknya pencegahan virus-virus lainnya, yakni PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat). Hal ini berarti seperti rajin cuci tangan dan memakai masker harus tetap dilakukan. Mengingat penyebarannya melalui sentuhan, maka kontak fisik pada orang yang tidak dikenal harus diminimalisir. Sederhananya perilaku seperti jangan bersentuhan hingga berhubungan seks sembarangan.

 

“PHBS ini kalau dalam kesehatan masyarakat merupakan bentuk primordial prevention, yakni pengurangan resiko tertular. Namun juga ada primary prevention dalam bentuk specific protection, yakni vaksin. Untungnya vaksin ini pada dasarnya sudah tersedia di dunia, karena cacar monyet ini bisa dicegah dengan vaksin cacar (smallpox) jadi kita tidak perlu penelitian vaksin terlebih dahulu seperti COVID kemarin. Produksinya jadi mudah. Ditambah lagi untuk orang yang sudah divaksin cacar seperti saya, kekebalannya seumur hidup,” tuturnya.

Baca Juga: Paris Buka Pusat Vaksinasi Baru untuk Cacar Monyet

3. Pemerintah Indonesia sudah cukup siap hadapi cacar monyet

Cacar Monyet Darurat Kesehatan Global, Epidemolog Unair: Tetap TenangTim Kajian Epidemiologi FKM Unair Dr. Windhu Purnomo saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Jumat (8/5). Dok Istimewa

Windhu melanjutkan, dalam penanganan cacar monyet ini, Pemerintah Indonesia telah siap, bahkan sudah dicehah sejak tahun 2019, dimana kala itu terdeteksi kasus cacar monyet di Singapura. Kementerian Kesehatan RI sudah memiliki panduan terkait bagaimana pelaksanaannya.

Meski begitu, Pemerintah tetap harus melakukan berbagai upaya dalam penanganan cacar monyet. Seperti melakukan komunikasi publik yang baik, agar masyarakat paham terkait gejala-gejala cacar monyet.

"Sehingga, mereka bisa segera melaporkannya dan dapat dites sebagai suspek. Karena gejala cacar monyet ini mirip seperti cacar air dan campak, publik harus diberitahu untuk tidak boleh meremehkan dan segera melaporkannya ke petugas kesehatan di puskesmas atau rumah sakit," sebutnya.

Kedua adalah menjaga pintu-pintu masuk negara seperti bandara dan pelabuhan. Jika terdeteksi suspek harus segera tes PCR. Satu hal lain yang Windhu tekankan bahwa cacar monyet ini bukan penyakit LGBTQ+. Sekalipun penelitian menunjukkan bahwa penyebaran utama cacar monyet di wilayah Eropa itu pada kalangan homoseksual, harus dipahami bahwa penyebarannya tidak ada hubungannya dengan orientasi seksual.

“Jadi pemberitaan seperti itu harus dibetulkan, karena nanti akan menimbulkan stigma dan diskriminasi. Penyebaran cacar monyet ini melalui sentuhan, ya siapa saja bisa kena entah itu orientasinya homoseksual atau heteroseksual,” tutupnya

Baca Juga: Virus Cacar Monyet Diduga Bisa Menular Melalui ASI

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya