11 Ribu Kasus Stunting di Surabaya Turun Dalam Dua Tahun

Dari 12.788 di tahun 2020 kini 1.055 kasus stunting

Surabaya, IDN Times - Sebanyak 11 ribu kasus stunting di Surabaya turun dalam kurun waktu dua tahun. Angka stunting di Surabaya dari 12.788  pada tahun 2020 kini menjadi 1.055 di tahun 2022. 

1. Berbagai cara dilakukan untuk turunkan stunting

11 Ribu Kasus Stunting di Surabaya Turun Dalam Dua TahunPengibaran bendera merah putih di Balai Kota Surabaya. Dok. Humas Pemkot Surabaya.

Dalam menurunkan stunting, Pemerintah Kota Surabaya melakukan berbagai cara, satunya adalah dengan membagikan sekaligus sosialisasi manfaat Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri. 

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya, Tomi Ardiyanto mengatakan, pemberian TTD itu dilakukan secara rutin setiap seminggu sekali kepada remaja putri di sekolah dan bisa diambil di puskesmas seluruh wilayah Kota Pahlawan. 

“Sosialisasi TTD itu dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) melalui puskesmas di masing - masing wilayah, kepada remaja putri. Selain itu ada juga giat Krida Gizi yang dilakukan oleh Saka Bakti Husada. Ada pula Pemeriksaan Kesehatan pada Anak Usia Sekolah,” kata Tomi, Minggu (27/11/2022).

Baca Juga: UMK Kota Surabaya Bakal Naik 10 Persen

2. Sosialisasi digencarkan untuk turunkan stunting

11 Ribu Kasus Stunting di Surabaya Turun Dalam Dua TahunIlustrasi upaya pencegahan stunting. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Bukan hanya itu saja, Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Surabaya ini menerangkan, pihaknya juga melakukan sosialisasi kepada calon pengantin (catin) melalui program Pendampingan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) (Penari Tampat). Dalam program ini, catin akan mendapatkan beberapa pelayanan, mulai dari pelayanan gizi dan kesehatan hingga konseling. 

Program ini, pemkot menggandeng Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk melakukan penyuluhan dan pemantauan kesehatan kepada sasaran yang berisiko stunting. Selain pendampingan bagi pasangan catin, juga ada pendampingan untuk ibu dan balita. 

Di dalam kegiatan tersebut, para ibu yang baru memiliki anak usia balita akan diberikan penyuluhan Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Selain itu, juga ada pemberian pangan olahan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK) yang diresepkan oleh Dokter Spesialis Anak kepada balita malnutrisi atau dengan penyakit tertentu.

“Ada pula pemberian Taburan Ceria (Taburia) multivitamin dan mineral untuk balita, memberikan menu sehat pada ibu balita serta mempraktikkan demo memasak makanan sehat. Pak Wali Kota juga ada program pemberian permakanan stunting, Kampung ASI, Jago Ceting yang digerakkan bersama PKK dan lintas sektor, imunisasi, aksi konvergensi penanganan stunting dan masih banyak lainnya,” papar Tomi.

3. Rutin gelar rembuk stunting

11 Ribu Kasus Stunting di Surabaya Turun Dalam Dua Tahunilustrasi perbedaan tinggi anak stunting dengan anak normal (Dok. IDN Times)

Pemerintah juga secara rutin, melakukan rembuk stunting di tingkat kota, mulai dari kecamatan, kelurahan, puskesmas, PKK, tiga pilar dan peran serta tokoh masyarakat.

"Dengan konvergensi tersebut, sehingga tersusun pemecahan masalah yang ditemukan dengan intervensi sensitif mencapai 70 persen dan spesifik 30 persen, sesuai masing - masing wilayah di kelurahan dan kecamatan,” pungkasnya. 

Baca Juga: Resep Bumbu Semanggi Surabaya, Teksturnya Kental dan Rasanya Gurih

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya