Ternyata, Risma Sudah Surati Jokowi Soal Omnibus Law Sebelum Ada Demo
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini rupanya diam-diam sudah menyurati Presiden Republik Indonesia Joko "Jokowi" Widodo untuk meninjau ulang pengesahan Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja demi kesejahteraan para buruh. Bahkan, surat ini sudah dikirimkan sebelum aksi demonstrasi besar-besaran terjadi di Kota Surabaya sejak tanggal 6-8 Oktober 2020 hingga berujung ricuh.
1. Risma sudah surati Jokowi sejak 5 Oktober
Berdasarkan gambar yang diterima IDN Times, surat tersebut dikirimkan pada tanggal 5 Oktober 2020, tepat di hari yang sama saat UU Cipta Kerja tersebut disahkan oleh DPR RI. Dalam surat tersebut, Risma menyampaikan aspirasi buruh terkait omnibus law UU Cipta Kerja klaster Ketenagakerjaan.
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara mengkonfirmasi keaslian surat untuk Jokowi tersebut. Surat itu memang sudah dikirim sebelum UU Cipta Kerja disahkan di sore harinya.
"Iya benar. Sudah lama itu suratnya," ujar Febri saat dikonfirmasi IDN Times, Rabu (14/10/2020).
2. Sudah audiensi dengan buruh sebelum demonstrasi
Febri mengatakan bahwa sebelum aksi 3 hari berturut-turut tersebut, Risma sudah melakukan audiensi dengan para buruh yang mengatasnamakan sebagai Aliansi Pekerja Buruh Surabaya pada Minggu (4/10/2020). Agenda audiensi ini memang sudah disebarkan ke awak media di hari tersebut. Hanya saja hasil audiensi termasuk pengiriman surat memang tidak diumumkan. Dari hasil audiensi itu, Risma kemudian memutuskan agar bisa meneruskan aspirasi para buruh ke Jokowi.
"Jadi Ibu buatkan surat dan dikirimkan esok harinya. Ibu langsung menuruti permintaan buruh supaya mereka itu tak perlu melakukan aksi demonstrasi," tuturnya.
3. Risma kecewa karena demonstrasi tetap digelar hingga ricuh
Akan tetapi, ternyata demonstrasi besar-besaran di Kota Surabaya tetap terjadi. Bahkan di hari terakhir aksi pada Kamis (8/10/2020, demonstrasi berjalan ricuh. Banyak fasilitas Kota Surabaya yang dirusak seperti CCTV, pot bunga, bola-bola pelindung pedesterian, tanaman, dan lain-lain. Risma pun kecewa dengan keadaan tersebut.
"Makanya Ibu sempat bilang, percuma temui (buruh) kalau akhirnya begini (ricuh). Tapi Ibu tahu kok kemarin yang ricuh itu bukan buruh dan mahasiswa," ungkapnya.
4. Tepis komentar miring warganet
Hal ini juga sekaligus menepis komentar miring terhadap Risma yang disebut warganet hanya bisa marah-marah kepada demonstran tanpa memikirkan substansi demonstrasi mereka. Febri mengatakan, tanpa perlu menunjukkan ke publik, sebenarnya Risma sudah terlebih dahulu mendengarkan aspirasi para buruh sebelum demonstrasi terjadi.
"Jadi itulah kenapa tiba-tiba beliau marah. Padahal buruhnya itu sudah didengar oleh Ibu tapi kok demonya sampai merusak banyak fasilitas dan malah mengganggu kondusifitas Kota Surabaya. Ini kan memberikan dampak yang buruk bagi Kota Surabaya," pungkasnya.
Baca Juga: Banyak Fasilitas Umum Dirusak Demonstran, Risma Marah!