Nyawa Melayang di Tangan Menantu, 6 Fakta Pembunuhan Sadis di Sidoarjo

Hanya karena tidak diberi pinjaman uang Rp3 juta

Sidoarjo, IDN Times - Kematian Siti Fadilah (48) meninggalkan duka yang sangat mendalam bagi keluarganya. Ibu rumah tangga itu tewas dibunuh. Lebih menyedihkan lagi, pembunuhnya adalah menantunya sendiri, Totok Dwi Prasetyo (25).

Totok tanpa rasa belas kasihan menghilangkan nyawa sang mertua. Betapa tidak, mertuanya dicekik, dipukul, diseret, dipukul pakai elpiji, hingga ditusuk dada dan kemaluannya. Terlampau sadis. Kejinya kelewat batas!

Berikut 6 fakta pembunuhan sadis Siti Fadilah di Sidoarjo yang dihimpun IDN Times.

1. Pelaku tinggal tak jauh dengan rumah korban

Nyawa Melayang di Tangan Menantu, 6 Fakta Pembunuhan Sadis di SidoarjoGaris polisi dipasang di depan rumah Siti Fadilah. IDN Times/Fitria Madia

Totok menikah dengan Nafisa-anak kedua Fadilah-pada 2018. Keduanya dikaruniai seorang anak. Setelah menikah, Totok dan Nafisa tinggal di rumah keluarga Fadilah yang terletak tak jauh dari rumahnya di Desa Ganting, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo.

"Di sekitar sini memang rata-rata keluarga," tutur Nurul Mufidah, anak pertama Siti Fadilah saat ditemui di rumah duka, Rabu sore (25/2).

Totok dikenal sebagai seorang pengantar makanan. Ia terlibat dalam usaha katering yang dirintis oleh ibu kandungnya. Sehari-hari, ia mengantar makanan ke berbagai daerah hingga luar kota. Upah mengantar makanan itu lah yang digunakan untuk menghidupi keluarga kecilnya.

2. Korban tinggal bersama anak ketiga dan keempat

Nyawa Melayang di Tangan Menantu, 6 Fakta Pembunuhan Sadis di SidoarjoKapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji menunjukkan barang bukti pembunuhan, Rabu (26/2). IDN Times/Fitria Madia

Sementara korban, Fadilah, merupakan ibu rumah tangga. Dia punya empat orang anak. Dua anaknya yaitu Mufidah dan Nafisa sudah berkeluarga.

Sehari-hari Fadilah tinggal dengan anak ketiganya, Firli yang masih berstatus mahasiswa, dan anak bungsunya, Nizar yang duduk di bangku SMP.

Fadilah hidup dari uang yang dikirimkan oleh sang suami. Diketahui, suaminya bekerja di sebuah kapal dan saat pembunuhan ini terjadi sedang pergi berlayar. Dulu, Fadilah sempat membuka toko kelontong di depan rumahnya. Tapi, toko tersebut sudah tutup sejak lama.

"Mama jarang keluar rumah. Biasanya di dalam saja," ungkap Mufidah.

Baca Juga: Dipukul Elpiji hingga Tusuk Kemaluan, Kronologi Pembunuhan Sidoarjo

3. Korban ditemukan tewas bersimbah darah di dekat toilet

Nyawa Melayang di Tangan Menantu, 6 Fakta Pembunuhan Sadis di SidoarjoGaris polisi dipasang di depan rumah Siti Fadilah. IDN Times/Fitria Madia

Tewasnya Fadilah pertama kali diketahui oleh Firli. Firli yang baru saja pulang kuliah mendadak lemas bercampur kaget saat melihat ibunya terkapar bersimbah darah di dekat toilet. Sontak dia berteriak histeris. Teriakan itu kemudian menggegerkan warga sekitar.

"Saya gak tahu apa-apa, soalnya saya kerja. Terus ditelpon Adik Firli. Baru saya ke sini jam 12.30 WIB," terang Mufidah.

Pembunuh Fadilah tak langsung diketahui. Polisi pun melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan menutup rumah Fadilah dengan garis polisi.

4. Pelaku emosi karena tak diberi pinjaman uang

Nyawa Melayang di Tangan Menantu, 6 Fakta Pembunuhan Sadis di SidoarjoPara warga melayat ke rumah Siti Fadilah, Rabu (26/2). IDN Times/Fitria Madia

Pembunuhan sadis itu berawal saat Totok datang ke rumah Fadilah, Rabu pagi. Totok ingin meminjam uang sebesar Rp3 juta kepada Fadilah. Menurut pengakuannya ke polisi, Totok bermaksud memakai uang itu untuk menebus ijazah istrinya.

"Buat nebus bagaimana gak tahu. Itu cuma alasan pelaku saja," ujar Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji dalam konferensi pers di Mapolrestabes Sidoarjo.

Namun, korban tidak memberikan uang tersebut. Totok lalu muntab. Emosinya tersulut. Hingga akhirnya dia menghajar mertuanya sendiri tanpa rasa ampun.

5. Korban dianiaya secara brutal hingga tewas

Nyawa Melayang di Tangan Menantu, 6 Fakta Pembunuhan Sadis di SidoarjoBarang bukti elpiji yang dipakai untuk memukul korban. IDN Times/Fitria Madia

Emosi itu yang akhirnya mengantar Totok menghabisi nyawa Fadilah secara brutal. Ia mencekik, membanting, memukul kepala korban dengan patung keramik dan tabung gas elpiji. Ia bahkan menusuk-nusukkan gunting ke dada dan kemaluan korban.

"Ditusukkan di dadanya. Mungkin maksudnya supaya kena jantung. Kemudian ditusukkan di kemaluannya. Ini jahat sekali," tutur Sumardji.

Tak hanya itu, diketahui Totok juga menancapkan gunting ke mata kanan korban sebanyak dua kali. Atas siksaan bertubi-tubi itu, korban akhirnya kehilangan nyawa.

6. Setelah membunuh, pelaku kuras barang berharga milik korban

Nyawa Melayang di Tangan Menantu, 6 Fakta Pembunuhan Sadis di SidoarjoBarang berharga milil korban yang turut diamankan polisi. IDN Times/Fitria Madia

Setelah memastikan korban meninggal dunia, Totok pergi ke kamar korban. Ia mengambil handphone, kartu ATM, dan perhiasan emas milik korban. Belum diketahui berapa jumlah harta yang dikuras oleh pelaku.

Usai membunuh dan merampok mertuanya, Totok dengan santai melenggang keluar rumah. Para tetangga bahkan tidak mengetahui bahwa dia baru saja mencabut nyawa mertuanya.

"Keluarnya ya dari pintu rumah depan itu. Tetangga sama keluarganya gak ada yang curiga juga karena dia santai tidak gugup atau bagaimana," terang Sumardji.

Totok ditangkap di rumahnya tanpa perlawanan selepas mengantar makanan katering ke Gresik. Polisi memastikan bahwa tindakan keji Totok dilakukan spontan.

"Bukan pembunuhan berencana," tegas Sumardji.

Baca Juga: Pembunuh Berdarah Dingin, Totok Tetap Santai Usai Habisi Nyawa Mertua

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya