Koordinator Aksi Sebut Ada Wali Murid yang Kena Hipertensi karena PPDB

Mereka menolak sistem zonasi

Surabaya, IDN Times - Paniknya wli murid untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah negeri yang kini terhalang zonasi rupanya berdampak pada kesehatan. Seperti yang disampaikan oleh Humas Komunitas Orang Tua Peduli Pendidikan Anak SMP Se-Surabaya (Kompak) Sawitri Nilaswari. Dia menyebut ada wali murid yang dilarikan ke Rumah Sakit akibat stress dan mengalami tekanan darah tinggi.

1. Orangtua siswa ada yang dilarikan ke RS karena stress

Koordinator Aksi Sebut Ada Wali Murid yang Kena Hipertensi karena PPDBIDN Times/Fitria Madia

Nila, sapaan akrab Sawitri mengatakan bahwa salah satu anggota komunitasnya tiba-tiba mengalami tekanan darah tinggi akibat depresi yang ia alami. Padahal, sebelumnya ia tidak memiliki riwayat hipertensi. Namun, Nila enggan mengungkapkan identitas dari wali murid tersebut.

"Banyak yang mereka konsultasi ke saya secara pribadi. Ada teman kita yang akhirnya harus masuk UGD dirawat karena saking stressnya. Gak punya darah tinggi tapi tensinya jadi tinggi," ujarnya di sela-sela aksi demonstrasi di depan Gedung Negara Grahadi, Rabu (19/6).

2. Beberapa wali murid lain juga mengalami tekanan darah tinggi

Koordinator Aksi Sebut Ada Wali Murid yang Kena Hipertensi karena PPDBIDN Timed/Fitria Madia

Wali murid tersebut, lanjut Nila, memang telah beberapa kali berkonsultasi kepadanya. Nila sendiri merupakan seorang psikolog profesional. Namun depresi yang dihadapinya memuncak pada Senin (17/6) hingga menyebabkan ia harus dilarikan ke Unit Gawat Darurat salah satu rumah sakit pada pukul 02.00 WIB dini hari.

"Tadi sebenarnya ada juga yang mau ikut turun tapi mendadak karena hipertensinya kumat. Ada banyak," terang Nila.

3. Anak-anak juga terdampak secara psikologi

Koordinator Aksi Sebut Ada Wali Murid yang Kena Hipertensi karena PPDBIDN Times/Fitria Madia

 

Tak hanya berdampak pada kesehatan psikologi orangtua, Nila melanjutkan bahwa anak-anak juga turut merasakan tekanan atas sistem zonasi tersebut. Menurut Nila, anak-anak terutama yang telah berniat masuk ke SMA Negeri tertentu akan mengalami demotivasi dengan adanya sistem zonasi.

"Ini efeknya sudah dirasakan adalah demotivasi anak-anak saat menghadapi ujian. Karena sudah tahu ini zonasi waktubsatu minggu sebelum ujian nasional. Mereka merasa kerja kerasnya selama ini tidak berguna, tidak bermanfaat," jelasnya.

Baca Juga: Ada Tiga Pendaftar Dalam PPDB Jabar yang Diindikasi Lakukan Kecurangan

4. Anak-anak terus menangis saat tahu sistem PPDB adalah zonasi

Koordinator Aksi Sebut Ada Wali Murid yang Kena Hipertensi karena PPDBIDN Times/Fitria Madia

Pernyataan ini diamini oleh beberapa murid yang turut ikut aksi demonstrasi bersama Nila. Salah satunya adalah Shania Jeanina siswi SMPN 1 Surabaya. Shania mengaku menangis saat mengetahui bahwa sistem yang digunakan untuk masuk SMA Negeri adalah zonasi.

"Rumah saya di Wiyung. Tentu jauh sekali. Saya maunya masuk SMAN 5. Gak bisa. Jauh. Saya sedih banget sudah susah-susah belajar jadi begini," ungkapnya.

Tak hanya Shania, hal senada juga disampaikan oleh Mutyara Shafa. Gadis berkerudung ini spontan menangis usai mengerjakan Ujian Nasional mata pelajaran IPA. Ia menangis saat mendengar pengumuman bahwa sistem zonasi diberlakukan.

"Kita sudah belajar dari siang sampai malam. Tapi kalau kaya gini ya buat apa. Enak yang rumahnya dekat-dekat sekolah negeri bisa langsung masuk. Saya belajar buat apa," tuturnya lirih.

Baca Juga: Tak Terima Zonasi PPDB, Ratusan Wali Murid Geruduk Grahadi

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya