Mengenang 85 Tahun Tenggelamnya Kapal Van der Wijck

Kapal karam di laut Lamongan, diselamatkan nelayan setempat

Surabaya, IDN Times - Sebuah sinyal S.O.S diterima oleh Angkatan Laut Belanda di Surabaya pada Selasa, 20 Oktober 1936 sekitar pukul 01.00 dini hari. Sinyal itu datang dari kapal bernama Van der Wijck yang sedang berlayar dari Surabaya menuju Semarang. Pengirim sinyal menyebut bahwa kapal dalam kondisi miring berat.

Kabar itu tentu mengejutkan. Sebab, Van der Wijck baru saja berangkat dari Surabaya empat jam sebelumnya, atau Senin, 19 Oktober 1936 sekitar pukul 21.00 malam. Setelah pesan diterima, tak ada lagi kontak dengan kapal berbobot lebih dari 2.500 ton itu.

Segala upaya pun dilakukan oleh Angkatan Laut Belanda. Salah satunya adalah mengirimkan info kepada kapal terdekat, Plancius. Namun, sinyal radio itu tidak sampai. Nasib para penumpang dan awak kapal pun misterius.

1. Van der Wijck diperkirakan mengangkut sekitar 266 orang penumpang

Mengenang 85 Tahun Tenggelamnya Kapal Van der WijckKapal Van der Wijck. Dokumentasi Java Post.nl

Beberapa jam kemudian mereka mengirim pesawat jenis Dornier menuju titik terakhir Van der Wijck. Dari pantauan udara, mereka hanya menemukan satu dari delapan sekoci kapal, dengan sekitar 50 orang di dalamnya. Sementara, beberapa penumpang bertahan dengan berpegangan kursi dan meja yang mengapung. Dari sana mereka menyimpulkan bahwa Van der Wijck karam di laut Jawa, tepatnya di utara Lamongan. 

Mengenang 85 Tahun Tenggelamnya Kapal Van der WijckLokasi tenggelamnya kapal Van der Wijck versi harian Belanda, Leidsch Dagblad pada tahun 1936. Dokumentasi Leidsch Dagblad.

"Kapal itu karam di antara Surabaya dan Semarang, 25 kilometer sebelah utara Tanjung Pakis," tulis koran Belanda, Leidsch Dagblad kala itu. Koran berbahasa Belanda itu menyebut ada 266 orang yang menumpangi Van der Wijck. Secara total, pesawat Dorniers kemudian disebut mampu mengevakuasi 60 orang kembali ke Surabaya. Sementara nasib penumpang lain masih sumir. 

Di tengah kebuntuan itu, Angkatan Laut Belanda menerima kabar baik. "Sejumlah nelayan dari Brondong telah memberikan bantuan. Mereka berhasil mengangkat 140 ke atas perahu mereka dan membawa mereka ke darat," tulis E.A. Bik, dalam bukunya Het vergaan van het s.s. ‘Van der Wijck’  yang dipublikasi ulang oleh website sejarah, Java Post. Brondong sendiri saat ini menjadi salah satu kecamatan di Kabupaten Lamongan.

Pada akhirnya, empat mayat ditemukan, termasuk operator radio. Sementara sekitar 50 orang masih hilang. Adapun versi lain menyebut jumlah penumpang hilang berjumlah 72 orang. Jumlah penumpang memang simpang siur. Sebab, banyak warga lokal yang menjadi pekerja di kapal tidak tercatat dalam manifes. 

2. Berbagai spekulasi tentang karamnya kapal ini bermunculan

Mengenang 85 Tahun Tenggelamnya Kapal Van der WijckPemberitaan tenggelamnya kapal Van der Wijck oleh koran Belanda. Dokumentasi Archiefeemland

Setelah itu, spekulasi tentang penyebab kejadian itu pun bermunculan. Awalnya banyak yang menyebut karamnya Van der Wijck lantaran kondisi cuaca buruk. Namun, asumsi itu terbantahkan. Cuaca saat itu disebut cukup baik, begitupun pun kondisi angin. 

Sebab lain tentang kelaikan kapal juga sempat mengemuka. Namun, dugaan itu juga mentah. "Selama 15 tahun berlayar, kapal ini dikenal memiliki rekam jejak bagus. Kapal ini juga baru saja merapat di dermaga Tanjung Priok untuk menjalani inspeksi kelayakan pada 12 September 1936," tulis harian Amerstfoortsch. Kapal ini pun baru saja mendapat sertifikat laik berlaut.

Wajar jika asumsi kelaikan sebagai faktor kecelakaan itu kemudian terbantahkan. Van der Wijck tergolong kapal muda. Kapal ini baru rampung dibangun 1921 dan terbilang tumpangan mewah. Mereka bahkan memiliki dek khusus untuk penumpang kelas satu. 

Keistimewaan lain kapal ini bisa dilihat dari namanya. Nama kapal ini diambil dari salah satu Gubernur Jenderal Hindia-Belanda yang ke-56, Carel Herman Aart van der Wijck. Ia bertugas di Nusantara dari tahun 1893 hingga 1899.

3. Sempat ada dugaan kapal tenggelam karena kesalahan manusia

Mengenang 85 Tahun Tenggelamnya Kapal Van der WijckKapal Van der Wijck. Dokumentasi Ships Nostalgia

Bagaimana dengan kemungkinan human error? Dugaan ini juga sempat muncul. Sebab, sang kapten, B.C. Akkerman disebut baru memimpin kapal tersebut dalam hitungan pekan. Namun, Amerstfoortsch menyebut bahwa Akkerman bukan pelaut kemarin sore. Ia adalah satu dari empat kapten senior di perusahaan pelayaran Belanda atau Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM). KPM sendiri merupakan cikal bakal dari PT Pelni.

Bahkan, pada tanggal 31 Juli 1936, Akkerman baru saja mendapatkan penghargaan di Surabaya. Apresiasi itu diberikan atas kinerja baiknya selama 25 tahun menjadi pelaut. "Kapten telah merayakan ulang tahun dinas peraknya di Soerabaia pada tanggal 31 Juli. Dia telah diberi selamat oleh agen atas nama manajemen," tulis koran itu. 

4. Misteri tenggelamnya Van der Wijck tak pernah benar-benar terpecahkan

Mengenang 85 Tahun Tenggelamnya Kapal Van der WijckKapal Van der Wijck. Dokumentasi Vanderworp.org

Pada bulan-bulan berikutnya, beberapa saksi juga dipanggil ke sebuah pengadilan di Batavia. Salah satunya adalah juru mudi bernama Herman Hermse. Ia mengaku telah membuka beberapa lubang intip di tengah kapal dalam perjalanannya dari Bali ke Surabaya dan tak menutupnya kembali. Sebelum berada di Surabaya, Van der Wijck memang berlayar dari Bali. Rencananya, kapal ini juga akan singgah di Batavia dan Palembang setelah dari Surabaya.

Hermse sempat dijatuhi hukuman disiplin. Namun, ia dibebaskan karena pembukaan lubang intip dinilai tak bisa dengan cepat menenggelamkan kapal sebesar itu. Misteri tenggelamnya Van der Wijck sendiri hingga kini tidak pernah benar-benar terpecahkan.

Baca Juga: Pencarian Kedua Kapal van Der Wijck Berakhir, Tim Berhasil Temukan Ini

5. Tak banyak kisah yang didengar oleh warga setempat, mereka bahkan lebih mengenal Van der Wijck dari film

Mengenang 85 Tahun Tenggelamnya Kapal Van der WijckTim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur saat melihat video rekaman penampakan kapal yang diduga Van der Wijck. Dok Istimewa

Di tengah simpang siur penyebab tenggelamnya Van der Wijck, tak banyak kisah yang beredar di masyarakat Lamongan. Setidaknya hal itu dituturkan oleh nelayan setempat bernama Nur Akhmadi (45). "Ya cuma diceritakan kalau ada kapal tenggelam di sana. Terus ditolong sama nelayan Brondong. Paling itu saja," ujarnya.

Menurut Nur, oleh warga setempat, kapal Van der Wijck banyak dikenal dengan kapal Marena. Iya tak tahu pasti mengapa nama itu muncul. "Mungkin nama salah satu nama noni Belanda yang numpang di sana, saya juga kurang tahu," ujarnya.

Bahkan, kata dia, banyak pemuda di sana justru mulai mengenal Van der Wijck dari film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck tahun 2013. Padahal, cerita dalam film tersebut diambil dari kisah rekaan dalam novel Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau Buya Hamka pada tahun 1938. 

Menurut Nur, film itu juga lebih beken ketimbang tetenger berupa monumen yang berada tak jauh dari lepas pantai Brondong. Monumen setinggi sekitar 10 meter itu didirikan oleh Kerajaan Belanda untuk membalas kebaikan para nelayan Brondong. "Awalnya monumen itu kan mercusuar kecil. Tujuannya untuk membantu nelayan setempat saat akan mendarat pada malam hari. Maklum saat itu mercusuar terdekat ada di Tuban," ujarnya.

Di monumen itu juga terdapat sebuah plakat bertuliskan, "Tanda-Peringatan Penoeloeng-Penoelong Waktoe Tenggelamnja Van Der Wijck, 19-20 Oktober 1936". Selain monumen, Kerajaan Belanda kala itu juga memberi sumbangan uang sebesar 3000 Gulden dan beberapa perahu. 

"Sekarang kan monumennya ada di parkiran kantor Perikanan Nusantara. Jadi gak kelihatan. Harapannya sih diperbaiki aksesnya. Ditambah semacam museum mungkin lebih baik," ujarnya. 

6. Setelah 85 tahun tenggelam, jejak-jejak Van der Wijck mulai kelmbali ditelusuri

Mengenang 85 Tahun Tenggelamnya Kapal Van der WijckTim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur saat melihat video rekaman penampakan kapal yang diduga Van der Wijck. Dok Istimewa

Harapan Nur bisa saja terwujud. Setelah 85 tahun tenggelam, Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) dan Pemkab Lamongan kembali melakukan eksplorasi. "Kami ingin membuktikan bahwa kapal itu memang tenggelam di sana, bukan sekadar cerita," kata Arkeolog BPCB Trowulan, Wicaksono Dwi Nugroho saat dihubungi IDN Times, Selasa (19/10/2021).

Mereka melakukan penyelaman di titik 17 mil atau 27 kilometer dari lepas pantai Brondong. Sebuah kabar baik didapat dari kedalaman 45 meter. Tangga dan cerobong kapal terlihat jelas. 

"Jadi di hari kedua kami 8 orang regu penyelam berhasil menangkap gambar kapal dengan jelas. Tapi sekali lagi dibutuhkan identifikasi lanjutan oleh beberapa pakar agar bisa mengetahui dengan jelas bahwa bangkai kapal itu adalah kapal Van der Wijck," pungkasnya.

Baca Juga: 5 Penyelam Temukan Bagian Kapal van der Wijck di Lamongan

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya