Dituduh Sering Memaki, Kapolres Blitar: Kasat Sabhara Bolos 10 Hari
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Kapolres Blitar, AKBP Ahmad Fanani Eko Prasetya terang-terangan alasannya memarahi Kasat Sabhara, AKP Agus Tri. Perwira dengan dua melati emas itu melayangkan teguran karena ada anggota Sabhara yang rambutnya panjang. Kemudian AKP Agus tidak terima dan menilainya arogan.
"Dia itu saya tegur karena anggotanya itu rambutnya panjang. Dia gak terima anggap saya arogansi," ujarnya dihubungi, Kamis (1/10/2020).
1. Setelah ditegur Kasat Sabhara tidak lagi masuk kerja
Setelah ditegur, Fanani menuturkan kalau Agus tidak masuk kerja sejak 21 September lalu. Artinya terhitung 10 hari ini dia dengan sengaja tidak masuk dinas. "Dari mulai tanggal 21 (September) sampai hari ini (1 Oktober)," kata dia.
Menurutnya teguran yang diberikannya ialah hal wajar. "Sebagai pimpinan kalau tegur anggota gimana. (Teguran sesuai) batas kewajaran, namanya pimpinan sama bawahan begitu," Fanani menegaskan.
2. Sebut Kasat Sabhara tak tahu tugas pokoknya
Ketika di Polda Jatim, Agus mengaku persoalannya dengan Kapolres bukan hanya itu saja. Sayangnya, Fanani enggan merinci apa saja persoalannya. Dia hanya menegaskan kalau Agus sebagai Kasat Sabhara tidak tahu tugas pokoknya.
"Kasat Sabhara tugas pokoknya tidak tahu, bagaimana mau melayani masyarakat. Anggotanya berbuat di luar kedinasan," tegasnya.
Baca Juga: Gelaran Wayang Kulit Dibubarkan Kapolres Blitar, Kapolsek Dicopot
3. Terkait tambang pasir, Polres enggan menindak sumber pendapatan warga
Selain mundur, Agus juga melaporkan adanya dugaan pembiaran tambang pasir. Fanani menjelaskan kalau pihaknya bukan membiarkan. Tambang yang dimaksud ialah milik warga setempat, sehingga Kapolres Blitar tidak melakukan penindakan.
"Kalau penambangnya masyarakat apa harus ditindak. Masyarakat mencari makan melalui pasir masak jadi masalah besar. Kecuali masyarakat situ tidak melakukan kegiatan dan sementara Pak Kasat Sabhara mau nambang di situ tapi tidak dikasih oleh masyarakat mau ngomong apa Pak Kasat Sabhara," ungkap dia.
"Ya Pak Kasat Sabhara mau nambang tapi tidak direstui, makanya dia seperti itu (minta ditindak). Karena masyarakat membuat kegiatan itu untuk pangannya dia. Bukan untuk bisnis. Anaknya (Kasat Sabhara) mau nambang juga gak diterima, karena arogansi dari Kasat Sabhara" tambahnya.
Karena sudah masuk Polda, Fanani menyerahkan keputusan ke Polda Jatim. Dia bersedia datang langsung ke Polda untuk memberikan keterangan terkait polemik yang terjadi di Polres Blitar.
Baca Juga: Sering Dimaki Kapolres, Kasat Sabhara Blitar Resign