Bukan Langka, Serapan Pupuk di Jatim Justru Minim

Stok pupuk di Jatim masih melimpah

Surabaya, IDN Times - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur (Jatim), Hadi Sulistyo menepis adanya informasi jika pupuk di wilayah setempat mengalami kelangkaan. Dia menegaskan bahwa ketersediaan atau stok pupuk di Jatim saat ini masih melimpah. Sebab, alokasinya terus ditambah dari Kementerian Pertanian.

1. Alokasi pupuk 2,3 juta ton baru terserap 68 persen

Bukan Langka, Serapan Pupuk di Jatim Justru MinimKhawatir, petani Tuban hadang truk pengangkut pupuk bersubsidi. IDN Times/Istimewa

Hadi mengatakan, alolasi pupuk untuk Jatim sebanyak 2.366.523 ton. Meski terbilang lebih sedikit dari tahun 2019 yakni 2,7 ton, jumlah yang ada sekarang dirasa sudah mencukupi kebutuhan hingga tutup tahun 2020. Karena dari jumlah total tersebut, pupuk yang terserap baru 68 persen.

"Serapan pupuk kita itu baru sekitar 68 persen dari 2,3 juta ton itu. Ini sudah November. Kalau dibilang kelangkaan pupuk, langkanya itu di mana?" ujarnya, Selasa (3/11/2020)

2. Disebabkan masa tanam yang mundur

Bukan Langka, Serapan Pupuk di Jatim Justru MinimIlustrasi pupuk. Dok. PT Pupuk Indonesia

Jadi, lanjut Hadi, bukan karena langka. Dia menjelaskan kalau petani sekarang ini masih belum memasuki masa tanam. Dia mengakui bahwa masa tanam rerata tahun ini sedikit mundur waktunya. "Karena hujannya terlambat. November sudah mulai banyak yang tanam mungkin serapan akan tinggi," katanya.

"Tapi yang kami khawatirkan justru ini gak terserap sisanya yang 30 persen," dia menambahkan.

Baca Juga: Jelang Panen Blewah Kehujanan, Petani Jombang Rugi hingga Rp10 Juta

3. Harapkan serapan maksimal pada tahun ini

Bukan Langka, Serapan Pupuk di Jatim Justru MinimIlustrasi pupuk. Dok. PT Pupuk Indonesia

Hadi berharap angka serapan pupuk di Jatim bisa maksimal untuk tahun ini. Sebab tahun lalu saja, dari 2,7 juta ton pupuk yang disediakan yang terserap mencapai 99 persen. Memang, selain mundurnya masa tanam serapan pupuk juga dipengaruhi dari sejumlah aturan yang menyulitkan petani.

"Pertama karena kemarin ada peraturan dari pemerintah bahwa penebusan harus menggunakan kartu tani. Terus kemudian karena belum siap dianulir lagi. Sehingga sekarang sampai Desember nanti boleh menebus dengan mengisi form," bebernya.

"Ini mungkin yang membuat susah. Kebutuhannya berapa mau ditanam kapan. Kendalanya itu. Pupuknya ada tapi gak ngisi form," kata Hadi.

Baca Juga: Petani Tuban Adang Truk Pengangkut Pupuk, Kepala DPKP: Salah Paham

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya