TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hati-hati, Malang Mulai Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

Cuaca ektrim berpotensi bencana hidrometeorologi

Foto ilustrasi hujan deras. (IDN Times/Reza Iqbal Ghifari

Malang, IDN Times - Memasuki akhir Februari 2023, Malang Raya menghadapi ancaman cuaca ektrem. Disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Karangploso, Kabupaten Malang agar warga di Kabupaten Malang, Kota Batu, dan Kota Malang agar lebih berhati-hati saat beraktivitas di luar ruangan.

Cuaca ekstrem ini akan terjadi sejak tanggal 25 Februari hingga 3 Maret 2023. Kondisi ini berpotensi menyebabkan berbagai bencana hidrometeorologi. "Secara umum memang terlihat adanya potensi cuaca ekstrem di Jawa Timur. Termasuk di dalamnya Malang Raya seperti Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu," terang Ahmad Lutfi selaku Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso Malang saat dikonfirmasi pada Senin (27/02/2023).

Baca Juga: Cuaca Ekstrem Ancam Jatim hingga Awal Februari

1. Malang Raya hujan sejak 20 hari lalu

Ilustrasi Banjir (IDN Times/Mardya Shakti)

Lutfi memprediksi Malang Raya akan mengalami hujan lebat hingga awal Maret mendatang. Hal ini sudah terdeteksi sejak 20 hari lalu. Apalagi, pada periode 1-10 Februari 2023 sebelumnya sudah terlihat curah hujan dengan intensitas 300 milimeter melanda Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang.

"Kemudian pada 11-20 Februari 2023 lalu juga curah hujan tinggi di daerah selatan seperti Sumbermanjing, Ampelgading, Tirtoyudo hingga Dampit," jelasnya.

Lalu pada periode 27 Februari 2023 sampai 3 Maret 2023 diprediksi intensitas hujan akan semakin tinggi. Sehingga masyarakat Malang Raya yang diimbau untuk waspada terhadap adanya bencana hidrometeorologi.

2. Penyebab hijan intensitas tinggi

Ilustrasi banjir (IDN Times/Mardya Shakti)

Lutfi menyebut ada tiga penyebab intensitas hujan yang tinggi di Malang Raya. Ketiganya adalah La Nina lemah masih berdampak terhadap peningkatan jumiah curah hujan di wilayah Jawa Timur. Kedua, tarikan massa udara akibat adanya daerah pusat tekanan rendah di sebelah utara Australia mengakibatkan terbentuknya pertemuan massa udara di wilayah Jawa Timur. Dan aktifnya gelombang atmosfer Rossby dan Kelvin di Jawa Timur, menyebabkan peningkatan jumlah curah hujan.

"Sehingga peningkatan curah hujan menimbulkan adanya cuaca ekstrim. Sehingga dampaknya pada peningkatan potensi bencana hidrometeorologi," bebernya.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem, Siswa di Surabaya Tak Boleh Rekreasi Luar Kota 

Verified Writer

Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya