TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Operasional Laboratorium PCR di RSUD Caruban Molor dari Target Awal

Terkendala material yang dianjurkan pemerintah

Salah satu ruang laboratorium PCR di RSUD Caruban, Kabupaten Madiun. IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Madiun, IDN Times - Operasional laboratorium Biomolekuler polymerase chain reaction (PCR) di RSUD Caruban, Kabupaten Madiun mundur dari jadwal yang ditetapkan. Jika sebelumnya ditargetkan rampung pada akhir Oktober 2020, namun pelayanan tes swab baru bisa dijalankan hari ini, Selasa (10/11/2020).

Pelaksana Tugas Direktur RSUD Caruban, drg Farid Aminudin mengatakan, pembuatan laboratorium PCR terkendala masalah teknis. Salah satunya belum adanya referensi penataan ruangan di wilayah eks-Karesidenan Madiun. Maka, membutuhkan peran serta Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur untuk menilai kelengkapan yang telah disiapkan.

“Dilihat kekurangan – kekurangannya, misalnya sekat pintu harus rapat dan tidak boleh ada udara keluar. Hasil visitasi dibenahi dan menyebabkan sedikit molor,” ujar Farid.

1. Mendahului Ponorogo dan Magetan

Suasana peninjauan ruangan laboratorium PCR di RSUD Caruban, Kabupaten Madiun yang diresmikan pada Selasa (10/11/2020). IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Meski demikian, ia menyatakan laboratorium PCR di RSUD Caruban merupakan yang pertama di wilayah eks-Karesidenan Madiun. Sejumlah daerah, seperti Ponorogo dan Magetan yang sama-sama menerima bantuan alat PCR dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) belum selesai membuat laboratorium serupa.

“Kami termasuk cepat (jika dibandingkan dengan daerah tetangga). Ini juga peran dari pak bupati yang sering tanya kekurangannya dan minta segera diperbaiki,” kata  Farid.

Baca Juga: Kali Tersumbat Sampah, Puluhan Rumah di Madiun Tergenang Banjir 

2. Harus rogoh uang Rp500 juta

Plt Direktur RSUD Caruban, Kabupaten Madiun drg Farid Aminudin. IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Meski demikian, keamanan bagi para tenaga kesehatan yang bertugas di laboratorium PCR RSUD Caruban tetap menjadi prioritas perhatian. “Untuk pelapis lantai vinilnya saja harus mencari ke Surabaya karena di Madiun tidak ada yang sesuai dengan anjuran,” ucap dia.

Pelapis lantai merupakan salah satu material yang harus dilengkapi pihak RSUD setempat. Itu selain sejumlah bahan lain sesuai anjuran dari pemerintah pusat tentang pembuatan laboratorium PCR. “Untuk memenuhi kelengkapan laboratorium, anggaran yang kami keluarkan sekitar Rp500 juta. Dana itu termasuk anggaran penanganan COVID-19 sebanyak Rp2,5 miliar,”  Farid menjelaskan.

Baca Juga: 6.900 Rekening Penerima Bantuan Usaha di Kabupaten Madiun Terblokir

Berita Terkini Lainnya