TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Penyintas, Kabur dari Percobaan Kekerasan Seksual di Surabaya

Pelaku adalah teman dekatnya sendiri

Ilustrasi kekerasan seksual (IDN Times/Sukma Shakti)

Surabaya, IDN Times - A (23) adalah penyintas korban percobaan  kekerasan seksual di Surabaya yang berhasil melarikan diri dari aksi bejat pelaku yang merupakan temannya sendiri. Kejadian melarikan diri dari pelaku ini, terjadi pada 10 April 2022 lalu. A pun menceritakan kejadian yang menimpa dirinya itu.

1. Awalnya diajak nongkrong

Ilustrasi kekerasan seksual terhadap perempuan (IDN Times/Arief Rahmat)

A menuturkan, awalnya ia diajak pelaku, seorang pria berinisial AP untuk nongkrong. A dan AP sudah berteman sejak 5 tahun lalu. Keduanya adalah teman dekat sejak berada di bangku kuliah. AP yang juga mengenal dekat pasangan A pun mengiyakan ajakan tersebut.

"Seminggu sebelum kejadian, dia mengajak saya nongkrong. Oh udah lama tidak ketemu saya pikir begitu, dia cuma mau mendengar cerita bagaimana rencana saya dengan pasangan saya kedepannya," ujar A kepada IDN Times, Rabu (27/4/2022).

AP tidak mengatakan, di mana tempat mereka nongkrong. A fikir mereka akan nongrong di sebuah kafe di daerah Surabaya Barat. Namun, dugaan A salah. AP justru mengarahkan A ke sebuah hotel.

A pun diajak masuk ke dalam salah satu kamar di hotel tersebut. Ia terus berifikir positif bahwa AP hanya mengajaknya mengobrol. "Karena ini di hotel, saya mikirnya tidak bisa lama-lama hanya setengah jam paling lama," tuturnya.

Di dalam kamar, A berusaha untuk tenang. Ia berusaha untuk serileks mungkin dan tetap berifikir positif. Namun, dugaan A salah. AP justru mencoba melakukan aksinya di kamar tersebut.

“Ada waktu saya naruh HP terus karena saya ada di bawa AC, dia berusaha memegang tangan. Itu sudah tidak enak, tidak sampai 2 menit saya tarik tangan saya," jelasnya.

Baca Juga: Kekerasan Seksual oleh Anak Kiai Jombang, Momentum Pengesahan RUU TPKS

2. AP mengadang A saat ia berusaha keluar dari kamar

ilustrasi kekerasan seksual (IDN Times/Aditya Pratama)

Karena sudah merasa dilecehkan dan takut AP akan melakukan tindakan yang lebih dari itu, A pun meminta pulang. Ia pun mulai berkemas-kemas. Sayangnya, ketika menuju pintu, AP berusaha menghalang-halangi A keluar. Tangan AP mengadang A agar tak keluar dari kamar tersebut.

"Aku ngomong aku mau pulang, ayo aku mau pulang. Terus aku mengancam akan menelepon pacarku, akhirnya dia melepas," sebut A.

Tidak berhenti di situ. Ketika A sudah berada di lift, AP mengirim pesan meminta A kembali dengan alasan charger laptop A tertinggal di kamar. Menurut A, hal tersebut adalah akal-akalan AP saja agar A kembali ke kamar.

3. A menceritakan kejadian tersebut kepada teman-temannya

Ilustrasi kekerasan seksual (IDN Times/Sukma Shakti)

Seperti kebanyakan orang, banyak korban tak yakin apakah perbuatan seperti itu masuk dalam tindakan kekerasan seksual. A pun menanyakan kepada beberapa teman dekatnya. Teman-teman kemudian memastikan bahwa apa yang dialami A termasuk tindakan kekerasan seksual.

"Saya juga tanya ke pacar saya, apakah ini termasuk kekerasan seksual, pacar saya bilang iya. Temanku pun mengatakan bahwa ini adalah percobaan (kekerasan seksual)," ungkap A.

Lalu pada 25 April 2022 kemarin, AP meminta A untuk bertemu dan mengajak kekasih A beserta teman-teman A. Ketika AP bertemu A dan teman-temannya, AP pun menceritakan semua kejadian tersebut.

"AP bercerita dan mengatakan cuma iseng mengaja saya ke hotel,  semua teman-teman geram, karena saya selama ini gak pernah dengar kata iseng, saya merasa ia manupulatif," kata A.

Sebagai pelajaran, teman-teman A memberi 2 pilihan kepada AP. Pertama menghukum AP dengan kekerasan dan kedua membuat video pengakuan bahwa dirinya telah melakukan percobaan kekerasan seksual. AP pun memilih pilihan kedua.

“Jadi aku sih berpesan kepada teman-teman semuanya, meskipun itu teman dekat kita, kita jangan asal percaya, bisa jadi dia berniat melakukan hal jahat,” pesan A.

Baca Juga: Relasi Kuasa, Momok Korban Kekerasan Seksual di Kampus

Berita Terkini Lainnya