Cerita Anak Logam Banyuwangi, Nyemplung ke Laut Demi Saweran

Ayo mas, ayo mbak, lempar koinnya

Banyuwangi, IDN Times - Sejumlah remaja nampak menceburkan diri di kawasan perairan Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur. Mereka berenang, mengapung, dan menyelam di sekitar kapal yang sedang sandar di dermaga setempat. Para remaja tersebut biasa dipanggil 'anak logam' oleh kebanyakan orang.

1. Mencoba memungut uang dari penumpang dermawan

Cerita Anak Logam Banyuwangi, Nyemplung ke Laut Demi SaweranAnak logam di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. (FOTO: IDN Times/ Agung Sedana)

Disebut anak logam, karena para remaja tersebut sengaja menyelam untuk cuan. Yakni dengan memungut uang logam yang dilemparkan dengan sengaja oleh penumpang kapal. Tak hanya logam, beberapa penumpang dermawan juga terkadang melempar uang kertas. Jika sedang beruntung, uang yang dilempar memiliki nominal yang cukup tinggi. Mulai dari pecahan Rp2 ribu hingga terkadang Rp50 ribu.

Fikri, salah satu dari remaja tersebut, mengaku jika kegiatan melogam ini hampir menjadi rutinitasnya sehari-hari. Remaja kelas 3 SMA tersebut bahkan bisa mengumpulkan uang hingga Rp100 ribu sehari jika nasib mujur berpihak.

"Tidak pasti mas, kadang sepi kadang rame. Kalau pas beruntung ya bisa dapat seratus, tapi ya tidak uang utuh (pecahan tunggal)," kata Fikri, Selasa (9/5/2023).

Kegiatan melogam ini tidak setiap hari bisa ditemukan di kawasan Pelabuhan Ketapang. Para anak logam ternyata juga pandai melihat peluang dan kondisi. Jika dirasa penumpang sepi, maka mereka tidak akan turun aksi di perairan.

Baca Juga: Buah Kepel di Banyuwangi, Langka dan Pengantin Baru Dilarang Makan

2. Anak logam penyelam yang handal

Cerita Anak Logam Banyuwangi, Nyemplung ke Laut Demi SaweranAnak logam di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. (FOTO: IDN Times/ Agung Sedana)

Pada prinsipnya konsep mereka 'melogam' ini mirip dengan pengamen. Para anak logam ini menjual kemahiran berenang dan menyelam. Apabila ada lemparan koin, saat itu juga si anak logam langsung menyelam untuk mengambilnya. Namun demikian, jika koin sengaja dilempar terlalu jauh maka anak logam tidak akan mengambilnya.

"Biasanya cuman mengejar (lemparan koin) yang bisa terjangkau saja. Kalau menyelam terlalu dalam itu kan sakit di telinga ya. Malah ada teman itu yang cuman fokus di uang kertas saja," ungkapnya.

Hasil ngamen di laut tersebut digunakan secara berbeda-beda oleh anak logam. Ada yang buat jajan, ada yang buat beli paketan, ada pula yang termotivasi untuk membeli diamond, yakni mata uang transaksi di game online.

"Kalau aku sih buat jajan mas. Itu si Faisal biasanya buat beli skin ML, banyak itu skin dia," jelas Fikri.

3. Hiburan bagi penumpang, ancaman bahaya berpihak ke anak logam

Cerita Anak Logam Banyuwangi, Nyemplung ke Laut Demi SaweranPenyeberangan di Pelabuhan Ketapang. (FOTO: IDN Times/ Agung Sedana)

Aksi melogam ini tentu menjadi sebuah tontonan yang menarik bagi penumpang. Untuk sesaat ini bisa menjadi pengusir bosan para penumpang saat menunggu kapal bertolak dari dermaga. Sementara dari sisi anak logam, kegiatan ini memiliki risiko yang besar bagi mereka.

Dalam sehari terkadang anak logam ini harus menceburkan diri selama berjam-jam. Risiko kram dan kedinginan juga sangat rawan terjadi. Belum lagi risiko tersedot arus yang berada di arus kapal atau terbentur badan kapal.

Petugas ketertiban ASDP Pelabuhan Ketapang sendiri pun sudah berulangkali melarang mereka. Aturan larangan berenang di kawasan pelabuhan juga sudah dikeluarkan. Namun sepertinya para anak logam tersebut masih tak gentar dengan larangan itu.

"Sudah sering (ditegur petugas) kalau itu. Ya balik lagi, kalau mau masuk (melogam) kita lihat kondisi dulu makanya," ungkapnya.

Baca Juga: Depresi Dihantui Dosa, Warga Banyuwangi Coba Bunuh Diri

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya