TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pertama di Indonesia, 6 Fakta Pengolah Sampah Jadi Listrik Benowo

Akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo

PSEL Benowo, Senin (3/5/2021). Dok Humas Pemkot Surabaya

Surabaya, IDN Times - Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) Benowo akan diresmikan oleh Presiden RI Joko "Jokowi" Widodo pada Kamis (6/5/2021). PSEL ini menjadi yang pertama sekaligus yang terbesar di Indonesia. Nantinya, PSEL yang terletak di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo ini bisa menjadi percontohan nasional.

Berikut fakta-fakta PSEL Benowo yang telah dikumpulkan IDN Times.

1. Memiliki luas 37,4 hektare

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meninjau kesiapan PSEL Benowo, Senin (3/5/2021). Dok Humas Pemkot Surabaya

PSEL yang dulunya disebut Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) ini terletak di Kecamatan Pakal, kecamatan paling barat dari Kota Surabaya. Tepatnya, pembangkit listrik ini berdiri di TPA Benowo sebagai lokasi akhir pembuangan sampah di Kota Surabaya.

PSEL Benowo memiliki luas 37,4 hektare yang merupakan aset Pemerintah Kota Surabaya. Dari keseluruhan luas tersebut, 22 hektare merupakan landfill yang digunakan untuk pengolahan sampah. Sisanya merupakan lahan untuk mesin pengolah sampah, instalasi pengolah air limbah, dan perkantoran.

2. Dibangun sejak 2012

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meninjau kesiapan PSEL Benowo, Senin (3/5/2021). Dok Humas Pemkot Surabaya

Proyek PSEL ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2012 dengan inisiasi dari Pemkot Surabaya. Pemkot akhirnya mereka menggandeng PT Sumber Organik (SO) sebagai pemenang tender untuk mengelolanya.

Awalnya, PT SO menggunakan metode Landfill Gas Power Plant. Metode ini bukan mengolah sampah secara langsung melainkan hanya uap atau gas yang dihasilkan dari tumpukan sampah-sampah.

"Dengan metode ini, PSEL mampu menghasilkan energi listrik 2 Megawatt dari 600 ton sampah per hari," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya, Anna Fajriatin, Rabu (5/5/2021).

3. Gunakan metode Gasification Power Plant

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini beserta rombongan saat memantau PLTSa Benowo, Rabu (12/8/2020). Dok Humas Pemkot Surabaya

Seiring berjalannya waktu, pengolahan sampah di PSEL Benowo pun berkembang. Mereka menemukan metode yang bisa mengolah sampah lebih banyak sekaligus menghasilkan energi listrik lebih besar. Metode yang digunakan sejak 2015 hingga kini adalah Gasification Power Plant.

Metode Gasification Power Plant bekerja dengan cara membakar sampah-sampah menggunakan alat khusus. Hasil pembakaran atau pengarangan inilah yang diolah menjadi energi listrik.

4. Bisa olah 95 persen sampah di Kota Surabaya

Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya, Anna Fajriatin saat masih menjadi Camat Gununganyar. IDN Times/Faiz Nashrillah

Dengan metode Gasification Power Plant tersebut, dalam sehari PSEL Benowo bisa mengolah 1.000 ton sampah perhari. Sampah yang diolah merupakan jenis sampah rumah tangga baik organik maupun nonorganik. Sampah sebanyak ini disebut setara dengan 95 persen jumlah sampah di Surabaya.

"Untuk jenis sampah seperti limbah mebel, diolah kembali di lokasi lain, seperti di galeri milik Pemkot. Jadi tidak semua jenis sampah masuk ke sini. Sebelum sampah masuk ke TPA Benowo itu kita pilah-pilah dulu di TPS (Tempat Pembuangan Sampah). Ada sebanyak 190 TPS di Surabaya," imbuh Anna.

Baca Juga: Target Diresmikan Oktober, Pengujian PLTSa Benowo Belum Selesai

5. Hasilkan 12 megawatt listrik perhari

PSEL Benowo, Senin (3/5/2021). Dok Humas Pemkot Surabaya

Dari 1.000 ton sampah yang diolah ini, PSEL Benowo bisa menghasilkan listrik hingga 12 megawatt. Listrik ini kemudian dijual ke Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebanyak 9 megawatt. Sementara sisanya digunakan untuk keperluan operasional PSEL Benowo.

Baca Juga: Diresmikan Jokowi 6 Mei, Eri Pastikan PSEL Benowo Siap Beroperasi

Berita Terkini Lainnya