TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pewarta Perempuan,  Jangan Hanya Jadi Sekadar 'Junalis'

Meliput pemilu dengan perspektif perempuan

IDN Times/Edwin Fajerial

Surabaya, IDN Times - Peringati Hari Pers Nasional 2019, Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) menggelar diskusi dengan tema "Meliput Pemilu dengan Perspektif Perempuan". Diskusi itu digelar di Fourpoint Sheraton Hotel Surabaya, pada Jumat (8/2) malam.  

"Menggunakan perspektif perempuan, membuat cara pandang media berbeda. Perpektif gender tak hanya dipakai untuk meliput perempuan, tapi juga dipakai ketika menilai isu lain, seperti soal masyarakat adat, lansia, sumber daya alam, dan lainnya," kata Pembina FJPI, Bagir Manan. 

Baca Juga: Begini Respons Prabowo Ketika Dikritik Tiga Perempuan

1. Gender equality dan gender sensitivity penting untuk newsroom sebuah media

IDN Times/Fitria Madia

Ketua Umum FJPI, Uni Lubis, mengatakan gender equality dan gender sensitivity penting diberlakukan newsroom sebuah media untuk semua isu yang diliput. Dia mencontohkan, di media tempatnya bekerja, ketika wawancara sebuah isu memilih narasumber perempuan.

"Perempuan itu kalau diwawancara bisa menimbulkan cara pandang yang unik. Sosok perempuan dipandang bisa lebih dipercaya, sehingga narasumber akan lebih trusted," kata Uni. 

2. Jurnalisme perempuan bisa mendorong caleg perempuan

IDN Times/Edwin Fajerial

Ratna Kumalasari dari Dewan Pers, mengatakan media harus peka terhadap gender saat pemilu berlangsung. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh media untuk peka terhadap gender. 

"Media bisa bikin agenda setting dan editorial redaksi yang mensosialisasikan nilai-nilai yang mendukung kesetaraan gender dalam politik," katanya. 

Tak hanya itu, media dan jurnalis perempuan bisa mengangkat profil caleg perempuan dan platform perjuangannya untuk memajukan perempuan. Bahkan, media yang peka terhadap gender bisa mengangkat profil partai yang mendorong keterlibatan perempuan dalam kepengurusan dan posisi strategis dalam partainya. 

3. Partai politik mencalonkan perempuan karena kebijakan semi-zipper

IDN Times/Edwin Fajerial

Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini, mengatakan pada pemilu 2019, sebanyak 44,08 persen caleg perempuan yang maju Pileg 2019 dikarenakan untuk memenuhu kebijakan semi-zipper (setiap tiga kandidat setidaknya ada satu kandidat perempuan). Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjadi partai yang banyak memiliki caleg perempuan, yaitu sebanyak 274 orang.

"PKPI memiliki caleg perempuan sebanyak 76 dari jumlah total caleg 137," kata Titi. 

Baca Juga: Forum Jurnalis Perempuan Indonesia Jatim Resmi Dilantik di Surabaya

Topik:
Berita Terkini Lainnya