RSSA: Pasien Tragedi Kanjuruhan Meninggal Akibat Multi Trauma

Malang, IDN Times - Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang memberikan penjelasan atas meninggalnya satu pasien tragedi Kanjuruhan atas nama Farzah Dwi Kurniawan (20). Pasien asal Sudimoro, Kota Malang itu, meninggal pada Minggu sekitar pukul 22.50 WIB. Farzah meninggal setelah berjuang selama 22 hari di ruang perawatan pasca menjadi korban tragedi Kanjuruhan.
1. Sempat positif COVID-19, tapi dipastikan meninggal karena multi trauma
Wakil Direktur (Wadir) RSSA Malang, dr Syaifullah Asmiragani menjelaskan bahwa prpsedur perawatan di RSSA memang mengharuskan pasien yang baru masuk di tes swab PCR terlebih dahulu. Saat itu, Farzah tiba di RSSA pada Minggu (2/10/2022), kemudian dites swab PCR dan hasilnya ia dinyatakan positif COVID-19.
"Kalau untuk penyebab meninggalnya bukan karena COVID-19. Melainkan karena ada multitrauma yang dialami. Hal itu menyebabkan adanya penurunan kesadaran pada korban," urainya Senin (24/10/2022).
Baca Juga: Bertambah Lagi, Pasien Tragedi Kanjuruhan Meninggal Dunia
2. Dirawat di ICU Incovid
Karena kondisinya tersebut, Farzah dirawat di ruang khusus pasien COVID-19. Namun, standar pelayanan yang diberikab oleh RSSA juga sama dan maksimal seperti pasien lain korban tragedi Kanjuruhan. Setelah menjalani perawatan beberapa waktu, pada15 Oktober 2022 lalu, ia kembali menjalani tes swab dan hasilnya masih positif COVID-19.
"Karena dari dua kali swab hasilnya masih positif, maka perawatannya juga mengikuti protokol COVID-19," imbuhnya.
3. Tiba sudah dalam kondisi kritis
Sementara itu, Dokter Anestesi ICU RSSA, dr Akbar Sidiq menambahkan bahwa saat tiba pertama kali, kondisi Farzah sudah kritis tak sadarkan diri. Karena hal tersebut, selanjutnya dilakukan perawatan semaksimal mungkin. Termasuk juga diantaranya dilakukan pengambilan swab PCR ke pasien.
"Karena hasil swabnya positif, maka ruang perawatannya juga yang khusus. Kalau secara klinis memang ada cedera dan trauma dibeberapa bagian tubuh seperti kepala, paru-paru dan beberapa tempat lainnya," jelasnya.
Akbar menyebut bahwa setelah mendapat perawatan beberapa hari, kondisi Farzah membaik. Pasien bersangkutan bahkan sempat keluar dari ruang ICU dan dipindahkan ke HCU selama kurang lebih 3 hari. Namun setelah itu, kondisinya memburuk dan harus masuk ICU lagi dan kembali harus menggunakan ventilator.
"Tanggal 23 Oktober malam dipindahkan ke ICU lagi dan menggunakan ventilator. Tetapi sekitar pukul 22.50 WIB, pasien meninggal dunia di ruang ICU," pungkasnya.
Baca Juga: Komnas HAM Yakin Gas Air Mata Penyebab Utama Tragedi Kanjuruhan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.