Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Musim Panen, Tembakau di Magetan Jeblok ke Rp4 Ribu

Tanaman tembakau di desa Getasanyar Kecamatan Sidorejo Magetan. IDN Times/Riyanto.
Tanaman tembakau di desa Getasanyar Kecamatan Sidorejo Magetan. IDN Times/Riyanto.
Intinya sih...
  • Panen tembakau di Magetan tidak sesuai harapan
  • Kualitas tembakau turun hingga dua tingkat akibat cuaca yang tidak mendukung
  • Harga rajangan halus tembakau masih relatif stabil, petani menunda penjualan untuk menunggu kenaikan harga
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Magetan, IDN Times – Musim tanam tembakau tahun ini jadi cobaan berat bagi petani di Desa Getas Anyar, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Cuaca tak menentu, serangan hama, hingga persoalan pupuk membuat hasil panen jauh dari harapan. Alih-alih menyejahterakan keluarga, harga jual tembakau justru anjlok di pasaran.

Biasanya, daun tembakau basah bisa laku Rp5.000 per kilogram. Namun tahun ini, harganya hanya berkisar Rp4.000 per kilogram. Mayoritas petani akhirnya memilih menjual hasil panen langsung dalam bentuk daun utuh, tanpa diolah lebih lanjut.

1. Panen tak sesuai harapan

Suyono, petani tembakau yang sudah menekuni profesi sejak 1979. IDN Times/Riyanto.
Suyono, petani tembakau yang sudah menekuni profesi sejak 1979. IDN Times/Riyanto.

Suyono, petani tembakau yang sudah menekuni profesi sejak 1979, menyebut musim tanam kali ini penuh tantangan. Hujan yang turun di luar perkiraan membuat daun tembakau gagal berkembang dengan baik.

"Ketika daun siap dipanen malah turun hujan, hasilnya jadi jelek. Daun bagian bawah cepat mengering, kemungkinan karena pupuk urea berlebihan, ditambah lagi serangan ulat,” jelasnya, Jumat (12/9/2025).

2 Kualitas tembakau turun

Tanaman  tembakau petani di Desa Getasanyar Kecamatan Plaosan Magetan. IDN Times/Riyanto.
Tanaman tembakau petani di Desa Getasanyar Kecamatan Plaosan Magetan. IDN Times/Riyanto.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Magetan, Siswanto, menegaskan bahwa persoalan ini tidak hanya menimpa petani Magetan, melainkan juga di daerah lain.

"Tahun ini cuaca benar-benar menguji. Kualitas tembakau yang biasanya bisa mencapai grade E, kini hanya sampai grade D. Karena panas tidak maksimal, daun tidak bisa kering sempurna. Itu dapat membuat kualitas turun hingga dua tingkat,” terangnya.

3. Rajangan halus masih bertahan

Tanaman tembakau petani di desa Getasanyar Plaosan. IDN Times/Riyanto.
Tanaman tembakau petani di desa Getasanyar Plaosan. IDN Times/Riyanto.

Meski harga tembakau basah jeblok, harga rajangan halus masih relatif stabil, yakni Rp80 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram. Namun sebagian petani memilih menunda penjualan sambil menunggu harga naik.

"Strategi kami adalah memperkuat pasar lokal dan memperbaiki proses pengeringan agar kualitas tetap terjaga. Minimal, hasil panen petani tetap bisa terserap pasar dan ada keuntungan yang bisa dirasakan,” tambah Siswanto.

4. Harapan petani

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Magetan, Siswanto. IDN Times/Riyanto.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Magetan, Siswanto. IDN Times/Riyanto.

Meski dihantam harga rendah, petani di lereng Gunung Lawu tetap berusaha bertahan. Selain menjual daun basah, sebagian mencoba mengolah rajangan halus atau menanam varietas unggulan seperti Kemloko untuk mitra perusahaan.

"Kami berharap ke depan ada kepastian pasar dan dukungan sarana prasarana agar petani tidak selalu merugi ketika cuaca tidak berpihak,” pungkas Siswanto.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zumrotul Abidin
EditorZumrotul Abidin
Follow Us

Latest News Jawa Timur

See More

Viral Maling Motor di Malang dengan Cara Digotong

12 Sep 2025, 21:31 WIBNews