Surabaya, IDN Times- Presiden Persebaya, Azrul Ananda, angkat bicara mengenai tuntutan ratusan bonek ketika menggeruduk kantor manajemen usai Bajul Ijo kalah dari Arema Malang 4 gol tanpa balas.
Salah satu tuntutan yang didengungkan adalah memecat Candra Wahyudi selaku Manajer Persebaya dan Nanang Priyanto sebagai Media Officer Persebaya. Mereka dituding sebagai penyebab anjloknya performa Persebaya.
Menurut Azrul, Persebaya adalah tim besar yang diperebutkan banyak orang. Ada oknum yang hendak melengserkan manajemen bentukan Azrul dengan memprovokasi suporter.
“Kejadian seperti ini berdasarkan pengalaman saya dan melihat banyak pengalaman, banyak sekali yang ingin menggunakan momen-momen seperti nii untuk menjatuhkan dan menghancurkan Persebaya,” kata dia saat konferensi pers di Surabaya, Jumat (16/8).
Lebih lanjut, putra Dahlan Iskan itu memahami jika aktor yang pasti disalahkan adalah dirinya. Sekalipun tujuan dari “sang pembisik” adalah mendepak staf tertentu.
“Mungkin target mereka adalah A atau B. Tapi saya adalah orang yang paling bertanggung jawab. Mereka tahu bahwa yang bertanggung jawab adalah Azrul Ananda,” tambahnya.
Menanggapi tuntutan suporter, Azrul meminta semuanya berpikir secara rasional bukan emosional. Dia menegaskan bila Candra adalah aset Persebaya yang sayang untuk disingkirkan dari manajemen.
“Pendekatan emosional gak akan menyelesaikan masalah sekelas Persebaya. Justru kita semua harus menjadi satu. Kejadian seperti ini bukan hal baru di Persebaya,” tambahnya.
Di hadapan awak media, Azrul mengungkapkan betapa Persebaya bersyukur memiliki Candra. Dia adalah tokoh yang berhasil mengembalikan kejayaan Persebaya setelah menjuarai Liga 2 dan bisa bersaing di Liga 1.
Kendati begitu, dia menyayangkan manajemen Persebaya yang terlena karena tim yang dipimpinnya memulai awal musim dengan langkah apik.
“Kami lebih baik bagus di akhir daripada di awal, sehingga kami tahu apa yang perlu dievaluasi,” tutup Azrul.