TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kala Dua Legenda Arema Mengenang Masa Kejayaan

Sama-sama pernah persembahkan gelar untuk Arema

Tommy Pranata (kiri) bersam Joko Susilo merupakan bagian sukses Arema juara liga tahun 2010 lalu. IDN Times/ Alfi Ramadana

Malang, IDN Times - Bulan Agustus merupakan waktu yang sangat spesial bagi Arema. Pada bulan ini tim berjuluk Singo Edan itu dilahirkan dan hingga kini menjadi kebanggaan warga Malang. Tahun ini usia Arema genap memasuki 33 tahun.

Dalam perjalanan selama 33 tahun tersebut cukup banyak suka duka yang dirasakan oleh klub berjuluk Singo Edan tersebut. Mulai berada di titik terendah hingga puncak tertinggi. Hal itu seperti dibagikan oleh dua legenda Arema, Joko Susilo dan Tommy Pranata. Keduanya merupakan bagian tak terpisahkan dari sukses Arema menjuarai Indonesia Super League musim 2009/2010. 

1. Joko Susilo sebagai asisten, Tommy Pranata pemain

Pelatih Persik Kediri, Joko Susilo, IDN TImes/ Bramanta Pamungkas

Saat itu, kedunya merupakan bagian dari tim juara. Joko Susilo bertindak sebagai asisten dari pelatih kepala Robert Rene Albert. Sementara Tomy Pranata merupakan gelandang yang cukup diandalkan pelatih asal Belanda itu. Sebelum mengabdi sebagai asisten pelatih, Joko Susilo juga merupakan pemain yang besar di Arema. Bahkn dirinya merupakan bagian dari skuat juara Galatama tahun 1995. 

"Kalau bicara memori, sangat banyak kenangan bersama Arema. Mulai situasi paling sulit hingga paling bahagia sudah pernah saya rasakan semua. Termasuk kala 10 tahun lalu meraskaan gelar juara liga," kata Joko Susilo, Sabtu (8/8/2020). 

2. Arema tetap Arema

IDN Times/ Alfi Ramadana

Joko menambahkan bahwa 25 tahun waktu yang ia habiskan di Arema bukanlah jumlah yang sedikit. Bahkan dirinya memahami betul seperti apa Arema. Baginya sampai kapanpun Arema akan tetap Arema. Karakter Malang yang khas pasti akan tetap ada. Hal itu seolah sudah mendarah daging kepada siapapun pemain yang mengenakan jersey dengan lambang Arema di dada. Sesulit apapun situasinya, Arema pasti bisa melewati lantaran dirinya sudah merasakan sendiri momen-momen tersebut.

"Tetapi kalau bicara momen yang benar-benar spesial, tentu saat juara Piala Menpora. Saat itu saya dipercaya memegang tim karena head coach dipanggil timnas. Hasilnya kami bisa juara," imbuhnya. 

Baca Juga: Negosiasi Buntu, Mario Gomez Tinggalkan Arema FC

3. Petualangan singkat namun berkesan

Tommy Pranata (kiri) bersam Joko Susilo merupakan bagian sukses Arema juara liga tahun 2010 lalu. IDN Times/ Alfi Ramadana

Sebaliknya, Tommy Pranata memang tak terlalu lama bermain untuk Arema. Tercatat kurang lebih dua tahun dirinya membela tim Singo Edan. Namun, waktu yang singkat tersebut sudah cukup baginya untuk menorehkan sejarah. Ia turut mampu mempersembahkan gelar juara liga tahun 2009/2010. Tentu saja, meraih juara merupakan impian dari semua pesepakbola profesional dan Tommy berhasil mewujudkannya bersama Arema. Meskipun pada awal kedatangannya dari PSDS dirinya sempat mengalami masalah pada lututnya. 

"Sejak masih main di Sumatera saya memang bercita-cita bisa membela klub di tanah Jawa. Cita-cita itu terwujud saat Arema menawari bergabung," katanya. 

Baca Juga: Ditinggal Mario Gomez, Arema FC Sebut Alami Kerugian 

Berita Terkini Lainnya