Warga Malang Dipaksa Hapus Mural One Piece

- Warga Malang dipaksa menghapus mural Jolly Roger oleh aparat setelah dipersiapkan untuk memeriahkan kemerdekaan RI.
- Warga takut mendapatkan masalah berkepanjangan sehingga akhirnya menghapus mural tersebut dengan kesadaran sendiri.
- Aparat disayangkan masih mempermasalahkan mural Jolly Roger meskipun sudah diklarifikasi bukan aksi makar dan merupakan ekspresi masyarakat.
Malang, IDN Times - Warga di Jalan Lahor Kelurahan Bunulrejo RT.4/RW.4, Kecamatan Blimbing, Kota Malang terpaksa menghapus gambar mural Jolly Roger di aspal. Mural yang dipersiapkan untuk memeriahkan kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ini dihapus karena didatangi sejumlah aparat.
1. Warga dipaksa menghapus gambar mural Jolly Roger pada Selasa malam

Ketua RT.4/RW.4 Kelurahan Bunulrejo, Arianto Sigit membenarkan jika mereka didatangi sejumlah aparat yang tidak senang dengan mural Jolly yang ada di perempatan kampung ini. Hal ini menyebabkan beberapa warga terpaksa mengecat mural tersebut dengan cat putih agar gambar tersebut tidak terlihat pada Selasa (5/8/2025) malam. Bahkan, ada satu anggota Babinsa berseragam lengkap mengawasi penghapusan gambar ini.
"Sebenarnya gambar ini sudah seminggu yang lalu buatnya, dan yang membuat anak-anak muda sini. Tapi tadi habis maghrib tadi ditelpon Pak RW dan didatangi (aparat)," terangnya.
Arianto mengaku ditelepon oleh salah satu Ketua RW yang bekerja sebagai aparat. Telepon tersebut berisi teguran karena warganya berani membuat mural bergambar Jolly Roger.
2. Warga menghapus mural Jolly Roger karena takut mendapatkan masalah

Arianto mengungkapkan kalau dirinya dan warga akhirnya menghapus mural ini karena tidak ingin mendapatkan masalah berkepanjangan. Padahal ia merasa kalau mural ini tidak ada unsur untuk melakukan makar atau apapun.
"Ketimbang ada konflik berkepanjangan, jadi kita hapus saja dengan kesadaran warga, tidak ada intervensi sendiri. Kalau kita membuat masalah ya kita harus mengatasi," jelasnya.
3. Arianto menyayangkan masih ada yang mempermasalahkan mural Jolly Roger

Lebih lanjut, Arianto mengatakan kalau ia menyayangkan sikap aparat yang masih tidak bisa menerima mural Jolly Roger. Padahal DPR RI sudah membuat klarifikasi kalau Jolly Roger bukan aksi makar dan merupakan bentuk ekspresi masyarakat.
"Kemarin kan sempat nggak boleh, terus akhirnya boleh. Kita cuma menyayangkan kan ini bagian dari ekspresi, lagipula itu kan tokoh kartun," pungkasnya.