Soal Pembatasan Akses, Pemkot: Hanya Penundaan Agenda Kedinasan

Malang, IDN Times - Pemerintah Kota Malang memberikan penjelasan mengenai opsi pembatasan akses yang sebelumnya disuarakan. Pembatasan akses tersebut bukan berarti menutup akses masuk dan keluar dari Kota Malang. Keputusan melakukan pembatasan akses yang dimaksud adalah membatasi dan menunda serta menjadwalkan kembali bagi tamu-tamu yang akan berkunjung ke Pemkot Malang.
1. Berlaku juga bagi kunjungan ke luar Kota Malang

Kebijakan tersebut juga berlaku bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Malang yang akan ke luar kota. Untuk sementara waktu, rencana kunjungan keluar diminta untuk ditunda hingga suasana kembali kondusif. Kebijakan itu diberlakukan selama kurun waktu 14 hari sesuai dengan keputusan yang dikeluarkan saat Rapat Koordinasi (Rakor) di Balaikota Malang, Senin (16/3).
"Kami tentu tidak ingin berlama lama dengan kondisi seperti ini. Namun langkah ini juga bagian dari merespon kebijakan pusat. Dan perlu saya garis bawahi kembali tidak ada kebijakan lockdown di Kota Malang. Kebijakan yang diambil ini hanya menunda atau menjadwalkan kembali kunjungan tamu ke Pemkot Malang, serta kegiatan dinas ke luar daerah," beber Wali Kota Malang, Sutiaji.
2. Gandeng pelaku usaha untuk monitor pengunjung

Ditambahkan Sutiaji, berikutnya Pemkot Malang bakal mengumpulkan para pelaku usaha serta para para tokoh agama. Hal itu untuk koordinasi guna mencegah adanya kemungkinan tamu yang terpapar Virus Covid-19.
"Jadi yang menjadi kewajiban kami adalah memberikan rasa nyaman, aman dan tenang kepada warga. Untuk itu, kami juga minta kepada para pelaku usaha penginapan dan hotel untuk ikut mencermati pergerakan tamu-tamunya. Sehingga sedini mungkin bisa diketahui berasal dari mana," tambahnya.
Selain itu, Sutiaji juga meminta kepada para pengusaha penginapan untuk melakukan antisipasi. Salah satunya dengan mengecek suhu badan tamu yang datang serta menyediakan cairan pencuci tangan atau hand sanitizer.
3. Seorang mahasiswa UB Malang diisolasi di rumah sakit

Kota Malang sendiri memang sempat menjadi perhatian setelah salah satu mahasiswa di Universitas Brawijaya diisolasi karena memiliki gejala mirip corona. Akibat kejadian itu, pihak kampus melakukan sterilisasi di gedung yang menjadi tempat korban menimba ilmu. Bahkan, perkuliahan di UB pun saat ini diubah menjadi daring.