Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Restoran-Toko Modern di Surabaya Bakal Dipasang Tap Parkir

Wali Kota Surabaya saat berada di kantor Bapenda. (IDN Times/Khusnul Hasana)

Surabaya, IDN Times -  Setiap restoran, hotel hingga toko modern di Kota Surabaya bakal dipasang tap parkir secara bertahap hingga 17 Agustus 2025. Hal ini untuk menghindari maraknya juru parkir (jukir) liar.  Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, saat ini ada sebanyak 2.800 titik pajak parkir di Surabaya. Sementara jumlah restoran, hotel hingga toko modern adalah 5000. 

Pemasangan tap diperuntukan bukan hanya untuk tempat usaha dengan parkir berbayar, tetapi juga parkir gratis. Kebijakan ini dilakukan agar sistem parkir di Kota Surabaya lebih tersistem. "Kalau pajak parkir saja ada 2.800. Hotel sama restoran ada 5000. Maka saya bilang, ketika ada tempat seperti itu, maka sudah gunakan saja alat untuk tap bayar parkir, atau parkir gratis atau tidak harus ada tap," ujar Eri, Selasa (3/6/2025).

Pemasangan tap parkir akan dilakukan oleh Pemkot Surabaya. Pemkot Surabaya bakal bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menyediakan alat tap. "Iya. Nanti alat tapnya kita bekerja sama dengan pihak siapa, umpamanya A ya sudah pakai itu semua. Atau nanti dibagi, ini A, ini B, ini C terserah mereka. Tapi A, B, C koneknya ke kita," jelas Eri.

Eri menyebut, pemasangan tap parkir dilakuan dengan tujuan memudahkan pemilik usaha menghitung jumlah kendaraan yang terparkir. Sebab, biasanya toko modern membayar pajak parkir kepada Pemkot Surabaya di awal bulan, hal ini bisa saja merugikan pemilik usaha karena harus mengira-ngira berapa jumlah kendaraan yang parkir dalam satu bulan.

"Kalau itu gratis seperti toko modern, maka dengan tap kita bisa tahu motor itu berapa dalam satu bulan, tidak perhitungan sendiri. Karena kalau perhitungan sendiri 10, tapnya 15, maka dia membayarkan sisanya yang 5. Atau dibayarkan semuanya pakai tap di akhir, per bulan berapa dan itu dibayarkan," terangnya. 

Eri juga menyoroti perubahan skema pembagian hasil pajak parkir, di mana saat ini 90 persen menjadi hak pengusaha dan 10 persen merupakan kewajiban pajak. Menurutnya, presentasi tersebut membuat pengusaha memiliki tanggung jawab untuk menyediakan juru parkir yang akan direkrut dan diawasi oleh Pemkot, termasuk memiliki Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).

"Siapa yang dijadikan tukang parkir di sana? Orang-orang, pemuda-pemuda yang ada di sekitar tempat investasi itu. Sehingga mereka punya tanggung jawab yang dipilih Pemkot, nanti punya SKCK dari kepolisian jadi penjaga untuk tap," jelas Eri.

Eri menargetkan semua tempat usaha di Surabaya harus sudah terpasang tap parkir hingga 17 Agustus 2025. Bila tidak, Eri akan melakukan tindakan tegas dengan memberi sanksi kepada kepala organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.

"Maka kita ambil keputusan hari ini, saya minta semua restoran, semua tempat parkir, maka sudah ada tap di tanggal 17 Agustus. Kalau tidak, Sekda yang jadi Plt tak-copot, Kepala Dispenda tak copot, kabeh tak copot iki asisten. Karena ini masuk kontrak kinerja," kata Eri.

Sementara itu, Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Surabaya, Rachmad Basari memastikan, Pemkot Surabaya tengah memaksimalkan pendapatan asli daerah (PAD) dari pajak parkir. Salah satunya bekerjasama dengan pemilik usaha.

"Yang harus masuk adalah 10 persen pajak parkirnya ke pemda, ini yang sedang di optimalkan sudah ada solusi-solusi bagaimana masyarakat Surabaya memastikan mereka bayar uangnya, yang pasti masuk ke kas umum daerah, tentunya ini juga kerjasama dengan pemilik usaha yang ada parkirinya," kata Basari.

Sementara terkait pemasangan tap parkir, kini sudah ada beberapa tempat usaha yang terpasang tap. dilakukan secara bertahap. Dengan begitu, hingga 17 Agustus 2025, nanti setiap tempat usaha sudah terpasang tap parkir.

"Inyaallah sudah ada beberapa yang telah kita lakukan dan sudah berjalan, sesuai dengan yang disampaikan wali kota tadi, sebelum tanggal 17 agustus kurang lebih di 2000 titik pajak parkir bisa jalan semua," pungkas Basari. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us