Pergerakan Tanah di Jombang Semakin Parah Pascagempa

Jombang, IDN Times - Pergerakan tanah di lokasi bencana tanah amblas dan retak di Dusun Jumok, Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur semakin parah paca-gempa mengguncang Laut Jawa, di perairan Timur Laut Tuban pada Jumat (22/3/2024) lalu.
Gempa susulan berkekuatan magnitudo 6,5 saat itu sangat dirasakan warga di lokasi bencana tanah amblas di Jombang. Setelahnya itu, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) setempat langsung turun ke lokasi, melakukan pengukuran untuk mengetahui perkembangan tanah amblas dan retak-retak.
1. BPBD melakukan pengukuran tanah

Petugas BPBD Jombang Abdi Purwoko mengatakan selama Posko bencana Sambirejo dibuka, pihaknya selalu melakukan pemantauan pergerakan tanah yang ada di sana. Termasuk melakukan pengukuran pasca bencana gempa Tuban terjadi.
"Setelah gempa (Tuban) kemarin kami langsung melakukan cek ulang terhadap keretakan-keretakan yang terjadi," kata Abdi Purwoko kepada wartawan di Jombang, Minggu (24/3/2024).
2. Ada penambahan tanah amblas dan retak sekitar satu milimeter

Dikatakan Abdi, bahwa hasil dari pengukuran di setiap sudut lokasi bencana tanah bergerak dan tanah amblas di Dusun Jumok, didapati adanya penambahan tanah amblas pasca gempa Tuban. Sebelumnya, tanah amblas yang terdalam mencapai 72 senimeter.
"Ternyata dari beberapa titik yang saya lakukan pengukuran, ada satu titik yang bergeser sekitar satu milimeter," jelasnya.
3. 11 rumah dikosongkan, penghuni mengungsi

Pada 7 Maret 2024 lalu terjadi bencana tanah gerak di Dusun Jumok, Desa Sambirejo, Wonosalam. Sebanyak 11 rumah di dusun tersebut mengalami rusak berat. Kesebelas rumah warga itu kini dikosongkan dan pemiliknya tinggal di pengungsian sementara, di rumah tetangga.
"Pemilik rumah saat ini mengungsi di rumah tetangga. Karena tidak berani tinggal di rumahnya. Juga tidak boleh karena berbahaya," ujar Ketua RT Dusun Jumok Desa Sambirejo, Kaseno.
Lebih lanjut Kaseno menjelaskan, setelah gempa Tuban, warga telah mendapat pengarahan dari kepala desa untuk menyelamatkan diri jika sewaktu-waktu terjadi bencana. "Arahnya menyelamatkan sudah diarahkan, yaitu ke arah barat," pungkasnya