Monumen Reog Ponorogo Resmi Berdiri, Fadli Zon: “Ikon Budaya Indonesia untuk Dunia”

- Kementrian siap dukungMenteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, hadir dalam prosesi pemasangan kepala burung merak. Monumen Reog bukan hanya destinasi wisata, tapi juga motor penggerak ekonomi kreatif.
- Target rampung 2028Pemasangan kepala burung merak adalah tahap terakhir. Kawasan ini akan menjadi epicentrum wisata dengan kolaborasi lintas kabupaten dan sektor.
- Butuh tambahan anggaran Rp164 miliarTotal kebutuhan dana mencapai Rp164 miliar untuk penyelesaian monumen dan transformasi ekonomi masyarakat sekitar.
Ponorogo, IDN Times – Babak baru sejarah Ponorogo resmi ditorehkan. Tepat pada Senin (11/8/2025), kepala panel burung merak raksasa seberat 3 ton terpasang di puncak Monumen Reog Ponorogo yang menjulang setinggi 126 meter. Pemasangan ini menandai rampungnya struktur utama monumen yang digadang-gadang sebagai salah satu ikon budaya terbesar di Indonesia.
1. Kementerian siap dukung

Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, yang hadir langsung dalam prosesi tersebut mengaku kagum.
“Dari dekat, luar biasa besar. Saya berharap semua kementerian, lembaga, pemerintah daerah, hingga komunitas bisa menghidupkan tempat ini menjadi ekosistem budaya yang dinamis,” ujarnya.
Fadli menegaskan, monumen dan museum Reog bukan hanya destinasi wisata, melainkan motor penggerak ekonomi kreatif. Kawasan ini dirancang sebagai “kantong budaya” yang memadukan seni pertunjukan, edukasi, hingga pertanian berkelanjutan.
"Kementerian Kebudayaan siap mendukung penuh penataan museum, koleksi artefak, narasi pameran, hingga program storytelling dan edukasi," tutupnya.
2. Target rampung 2028

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, menyebut pemasangan kepala burung merak adalah “last puzzle” pembangunan utama. Tahap selanjutnya adalah finishing fisik, digitalisasi, serta pembuatan relief kisah Reog yang akan dipadukan dengan permainan cahaya warna-warni di malam hari.
“Seluruh kawasan ini kami targetkan rampung pada 2028. Tak hanya museum, di atas lahan 29 hektare juga akan dibangun wahana wisata dan pusat budaya yang terintegrasi dengan daerah sekitar. Kami ingin kawasan ini menjadi epicentrum wisata. Perlu kolaborasi lintas kabupaten, lintas sektor, bahkan dengan pihak swasta,” tegas Kang Giri, sapaan akrabnya.
3. Butuh tambahan anggaran Rp164 miliar

Sugiri mengungkapkan, total kebutuhan dana penyelesaian mencapai Rp164 miliar, dan kemungkinan bertambah seiring inovasi pengembangan. Transformasi ekonomi masyarakat sekitar juga akan dilakukan bertahap, termasuk mengalihkan aktivitas penambangan menuju sektor wisata melalui edukasi dan studi banding.
Dengan desain ikonik, visi jangka panjang, serta dukungan lintas pihak, Monumen Reog Ponorogo diharapkan tak hanya menjadi kebanggaan warga Ponorogo, tetapi juga simbol budaya Indonesia yang mendunia.