Ketua RT Sebut Prostitusi di Dolly Bangkit Lagi

- Prostitusi terselubung di Dolly kembali bangkit dengan modus menyewakan rumah kos.
- Sebanyak 90% bekas wisma lokalisasi diubah menjadi rumah kos, dipersewakan dengan tarif per jam.
- Ketua RT telah melaporkan indikasi prostitusi kepada pihak berwenang, namun belum ada tindakan yang diambil.
Surabaya, IDN Times - Prostitusi terselubung diduga bangkit lagi di Eks Lokasi Dolly, Surabaya. Modus yang dilakukan adalah dengan menyewakan rumah kos. Dugaan ini diungkap Ketua RT 5 RW 12 Kelurahan Putat Jaya, M Ridwan Tanro (44). Ia menduga muncikari yang dulu pernah beraktivitas di Dolly, kini kembali lagi. Mereka menyewakan rumah kos.
"Memang jadi kayak yang germo-germo (muncikari) dulu yang punya (lokalisasi) dia kembali lagi. Lewat usaha rumah-rumah kos-kosan," ujar Ridwan, Rabu (26/11/2025).
Setidaknya kata Ridwan, ada sebanyak 90 persen bekas wisma lokalisasi kini telah berubah jadi rumah kos. Numlahnya sekitar 25-30 bangunan yang disewakan menjadi rumah kos. "Bekasnya lokalisasi, wisma-wisma itu hampir 90 persen itu kos semua. Kurang lebih ada 25-30 bangunan rumah kos Satu bangunan satu kos itu sekitar ada sampai 15 sampai 10 kamar," jelasnya.
Ridwan menyebut ada indikasi rumah kos tersebut digunakan untuk tempat prostitusi. "Iya (ada indikasi jadi tempat prostitusi). Saya juga ada video videonya saya videokan (untuk laporan)."
Diduga, prostitusi terselubung ini sudah ada sejak 2018 silam, empat tahun pasca Dolly ditutup. Berbeda dengan dulu, sepemantauannya kegiatan prostitusi dilakukan tanpa mengenal waktu. "Kalau itu ndak bisa dilihat dari jam. 24 jam sewaktu-waktu bisa. Iya. Karena kan ini kan disewakan. Jadi kamarnya dipersewakan. Jadi dia pakainya 1 jam Rp60.000, atau berapa sekitar segitu. Akhirnya kamar-kamar difungsikan gitu semua," terangnya.
Pihaknya sudah kerap melaporkan ke Lurah soal indikasi dugaan prostitusi di wilayahnya, tetapi belum ada tindakan apapun. "Aku berusaha untuk menyampaikan, sudah saya sampaikan, semua saya lapori, ke pak Lurah, pak. Camat. Saya lapori semua tapi tidak ada tindakan," sebutnya.
Ridwan khawatir sebab aktivitas tersebut terjadi secara sembunyi-sembunyi dan sulit terpantau. Terlebih, berdasarkan pantauannya, ada juga anak-anak yang terlihat keluar masuk di kamar kos. "Yang paling miris itu, mereka-mereka itu, ada yang pelajar, anak kecil itu keluar masuk. Kan mirisnya kan dari situ. Jadi memfasilitasi mereka-mereka yang masih di bawah umur itu," jelas Ridwan.
Ridwan berharap agar pemerintah bergerak untuk memberantas prostitusi di wilayahnya. Sehingga, kampungnya bisa benar-benar bersih dari praktek prostitusi.
Ya itu tadi dari pemerintah itu, yang utama ya gerak seminggu sekali. Karena kalau di bebaskan seperti ini jadinya mereka merasa aman. operasi Yustisi ta yok opo. Entah itu seminggu atau sebulan sekali. Tapi yang sekarang ini tidak eh, Satpol PP sampai saya marahin. Semisal dia di Dolly sini, cuman foto-foto tok ngaleh (pergi)," pungkas dia.
















