Megawati Suarakan Kemerdekaan Palestina dalam Seminar KAA di Blitar

- Semangat Dasa Sila Bandung belum terwujud sepenuhnya jika Palestina belum merdeka
- Perkuat posisi Indonesia yang terus suarakan kemerdekaan Palestina
- Solidaritas negara Asia Afrika harus selalu terjaga
Blitar, IDN Times — Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri menjadi keynote speaker dalam seminar internasional “Commemorative Seminar of the 70th Anniversary of the 1955 Bandung Asian–African Conference: Bung Karno in a Global History” di Blitar. Acara yang digelar di Auditorium Sukarno, Kompleks Makam Bung Karno, ini dihadiri oleh akademisi dan peneliti dari 32 negara, serta menjadi bagian dari rangkaian peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA). Dalam seminar tersebut Megawati kembali menyerukan kemerdekaan hakiki bagi Palestina dan persatuan global negara-negara Asia-Afrika.
1. Semangat Dasa Sila Bandung belum terwujud sepenuhnya jika Palestina belum merdeka

Megawati menegaskan bahwa semangat Dasa Sila Bandung belum sepenuhnya terwujud jika Palestina masih belum merdeka secara utuh. Kemerdakaan yang hakiki bagi Palestina belum terwujud sepenuhnya. Dukungan terhadap Palestina bukanlah isu politis semata, melainkan moral dan kemanusiaan universal yang diwariskan langsung dari Bung Karno.
“Jadi kalau saya ikuti kemarin di PBB, saya selalu mengatakan bahwa yang namanya Palestina Merdeka itu harus berdaulat, merdeka penuh. Jadi bukan harus ada tawar-menawar,” ujarnya, Sabtu (1/11/2025).
2. Perkuat posisi Indonesia yang terus suarakan kemerdekaan Palestina

Pernyataan ini memperkuat posisi Indonesia yang konsisten membela Palestina di berbagai forum internasional, termasuk di PBB dan Global Civilization Dialogue di Beijing yang juga dihadiri Megawati pada Juli 2025. Megawati menilai bahwa Konferensi Asia–Afrika bukan sekadar peristiwa diplomatik historis, melainkan manifesto moral dunia yang masih relevan hingga kini — terutama di tengah meningkatnya ketimpangan global, perang, dan krisis kemanusiaan.
“KAA adalah simbol paling kuat dari visi internasional Bung Karno. Dunia harus kembali menghidupkan semangatnya untuk membangun tata dunia yang lebih adil dan berkelanjutan,” tegasnya.
3. Solidaritas negara Asia Afrika harus selalu terjaga

Megawati juga mengingatkan bahwa solidaritas Asia–Afrika tidak boleh berhenti pada wacana politik masa lalu. Semangat itu harus diterjemahkan menjadi kerja sama konkret menghadapi tantangan baru seperti perubahan iklim, ketimpangan ekonomi, dan neokolonialisme digital. "Jadi bagi saya, tolonglah, jika kita bisa membuat pikiran kita futuristik ke masa depan, tolonglah, kita harus bersama lagi untuk mewujudkannya. Karena jika tidak kita bersatu, saya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan," pungkasnya.
















