Kunjungi Malang, Gubernur Sebut Petani Pahlawan Pangan Nasional

Malang, IDN Times - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Soekarwo menyebut bahwa Provinsi Jatim merupakan salah satu penyangga pangan nasional. Dia mengatakan pasokan beras nasional berasal dari Jatim. "Oleh sebab itu, petani merupakan pahlawan penentu stabilisasi harga beras. Karena kerja petani yang terus meningkatkan produksi beras, ketahanan pangan Indonesia," ujarnya saat mendampingi Menteri Perekonomian, Darmin Nasution di Desa Senggreng, Malang, Kamis (13/12).
1. Petani pegang peran penting

Pakde Karwo sapaan akrabnya, menjelaskan, petani memegang peran penting dalam tersedianya beras. Produksi beras Jatim sebanyak 6,053 juta ton dengan tingkat konsumsi 91,3 kg per orang. Sedang konsumsi nasional mencapai 114 kg per orang. Jadi, konsumsi beras masyarakat Jatim sebanyak 3,6 juta ton, sehingga ada surplus sebanyak 2,4 juta ton.
"Hal ini menunjukkan bahwa petani menjadi pahlawan kehidupan, kesejahteraan dan stabilisasi harga beras," ucapnya.
2. Petani perlu bantuan dari pemerintah

Dengan kinerja seperti itu, lanjut Pakde Karwo, apabila para petani diberikan bantuan oleh pemerintah, salah satunya adalah dryer (pengering) yang berfungsi untuk meningkatkan hasil panen. Dryer menjadi alat paling penting bagi petani pada bulan Maret - Mei. Karena pada bulan tersebut saatnya petani memanen hasil sawahnya, di mana momen tersebut berbarengan dengan musim hujan.
3. Bantuan dryer bisa tingkatkan ketersediaan beras

Pada bulan itu, panen petani mencapai 63 persen. Di mana proses tersebut memiliki kandungan air sebanyak 18-19 persen. Dampaknya, sebagian besar hasil panen tidak dijemur karena hujan, sehingga panen tersebut disimpan di rumah dan dimasukkan dalam karung. Sekitar 45 persen hasil panen yang digiling, dan sisanya masih disimpan.
"Hal tersebut yang menyebabkan pada saat musim panen besar keberadaan beras berkurang, sehingga dengan adanya dryer bisa membantu petani mengeringkan hasil panen. Yang kering di bawah 14 persen dengan pecahan dibawah 20 persen. Kalau digiling 18-19 persen jadi 30 persen pecahannya dan harganya kurang bagus menjadi Rp.9.300 per kg," paparnya.
4. Gubernur minta petani bisa tingkatkan nilai tambah

Gubernur Jatim dua periode ini berharap, agar para petani bisa meningkatkan nilai tambah mereka dengan cara menjual beras bukan gabah kering panen. Jika cara tersebut bisa dilakukan, nilai tambahnya mencapai 54,3 persen. "Nantinya subsidi pupuk dicabut, ini menjadi aspirasi masyarakat dan saya menjadi penyambung lidah rakyat," pungkasnya.