Kodam V Brawijaya Siap Bantu Santri Latihan Agar Lolos Tes Anggota TNI

Surabaya, IDN Times -Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) melakukan audensi dengan Pangdam V Brawijaya Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin, M.A, Rabu (14/5/2025). Dalam pertemuan tersebut, Kodam V Brawijaya siap membantu santri latihan agar lolos tes TNI.
Pertemuan dengan santai dan kekeluargaan ini membahas berbagai hal. Terutama sinergitas santri dengan Kodam V Brawijaya untuk program kebangsaan. Salah satunya, IPI berharap agar Kodam V Brawijaya memberi kemudahan santri untuk lolos menjadi anggota TNI.
Pangdam V Brawijaya Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin, M.A, pihaknya membuka kesempatan pada santri untuk mengabdi negara dengan menjadi anggota TNI. Pihaknya siap membantu melatih santri agar bisa lolos tes.
"Namun intinya kita siap membantu dan membina agar para santri bisa melakukan tahapan tes dengan baik," ujarnya.
Selama ini, ada jalur khusus yakni sahabat santri bagi para santri yang ingin menjadi anggota TNI. Namun tinggal bagaimana mensosilaisainya, karena pesantren sendiri lebih siap secara disiplin, kesehatan dan ilmu pengetahuan. "Santri lebih familiar dengan kehidupan dengan militer," tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga menyambut baik rencana dan program IPI dengan Kodam V Brawijaya. Program Pangdam V Brawijaya yang sudah berjalan selama ini adalah kunjungan rutin ke pesantren. Pihaknya sudah berkunjung ke Pesantren Tambak Beras dan Tebu Ireng.
"Banyak program-program yang perlu kita realisasikan dengan adek-adek pesantren dan akan mengambil langkah konkrit. Banyak hal yang bisa direalisasikan Kodam dengan para santri untuk mendukung program Presiden," ujarnya.
Sementara itu, Ketua umum DPP IPI yakni KH. K.M.T. Abdul Muhaimin usai acara berharap para santri mendapat kemudahan akses untuk menjadi anggota TNI. Hal tersebut menjadi langkah-langkah strategis membangun disiplin mentalitas dan keterikatan pada nilai kebangsaan.
" Kalau semangat kebangsaan pesantren tidak perlu diragukan. NKRI harga mati itu juga dari pesantren dan seandainya ada sensus orang yang meninggal demi kemerdekaan, saya yakin 80 persen dari pesantren," ujarnya.
"Persoalannya kemudian bagaimana ini bisa menjadi sebuah program yang terencana baik dari pesantren maupun pihak Kodam sendiri," tambahnya.
Menurutnya, rakyat dan pesantren tidak lepas dari TNI. Pihaknya berharap dengan audensi ini bisa menjadi bagian dari kerjasama yang bisa direalisasikan dalam upaya membangun bangsa lebih baik dari sisi mental, moral maupun secara personal.
"Dengan koordinasi dan konsolidasi ini maka kita bisa menjalankan program kebangsaan terutama yang bisa berkontribusi untuk masyarakat terutama pesantren," pungkas dia.