Jejak Buruh Marsinah Diabadikan, Rumah Singgah dan Museum Dibangun

- Gubernur Jawa Timur memastikan pembangunan Rumah Singgah dan Museum Pahlawan Nasional Marsinah di Kabupaten Nganjuk.
- Museum akan menampilkan barang peninggalan Marsinah, seperti surat-surat perjuangan, catatan keluh kesah, pakaian, dan dokumen penting lainnya.
- Keluarga Marsinah mengharapkan museum ini menjadi monumen perjuangan yang monumental dan kawasan tersebut dikembangkan sebagai desa wisata untuk meningkatkan ekonomi warga.
Nganjuk, IDN Times – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan pembangunan Rumah Singgah sekaligus Museum Pahlawan Nasional Marsinah di Kabupaten Nganjuk. Kehadiran fasilitas tersebut diharapkan menjadi ruang edukasi sekaligus penguatan diseminasi nilai-nilai perjuangan Marsinah bagi generasi masa kini dan mendatang.
Khofifah menegaskan, pembangunan rumah singgah dan museum ini bukan sekadar menghadirkan bangunan fisik, melainkan ruang pembelajaran nilai yang merekam keberanian, kejujuran, serta keberpihakan Marsinah terhadap keadilan dan kemanusiaan.
“Yang kita bangun bukan hanya gedung, tetapi ruang nilai. Di sinilah generasi muda bisa belajar tentang keberanian, kejujuran, dan keberpihakan pada keadilan yang diteladankan oleh Ibu Marsinah,” ujar Khofifah.
Ia menjelaskan, gagasan pendirian museum ini berasal dari keluarga Marsinah yang menginginkan adanya monumen perjuangan yang benar-benar monumental. Menurutnya, perjalanan hidup dan perjuangan Marsinah sebagai aktivis buruh memiliki makna besar yang patut dikenang dan diwariskan kepada masyarakat, khususnya kaum buruh.
Museum Marsinah nantinya akan menampilkan berbagai barang peninggalan, mulai dari surat-surat perjuangan, catatan keluh kesah kepada sang kakak, buku harian, pulpen, pakaian, hingga berbagai dokumen penting yang merekam perjalanan hidupnya dalam memperjuangkan hak-hak buruh.
Khofifah menambahkan, pembangunan rumah singgah dan museum ini memiliki makna simbolik yang kuat. Sejak kecil hingga dewasa, Marsinah dikenal sebagai sosok gigih yang konsisten memperjuangkan keadilan bagi kaum buruh. Semangat tersebut, menurut Khofifah, harus terus dijaga dan dilanjutkan oleh generasi buruh berikutnya.
“Penghormatan kepada pahlawan tidak berhenti di makam, tetapi harus kita lanjutkan dengan merawat nilai perjuangannya dan menghadirkannya dalam kehidupan hari ini,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa keberanian Marsinah dalam membela kebenaran menjadi teladan penting bagi bangsa. “Marsinah mengajarkan kepada kita bahwa keberanian untuk membela kebenaran memang memiliki harga, tetapi juga memiliki arti yang sangat besar bagi kemanusiaan. Tugas kita hari ini adalah memastikan nilai itu tidak pernah padam,” imbuh Khofifah.
Sementara itu, Marsini, kakak kandung Marsinah sekaligus perwakilan keluarga, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur atas realisasi pembangunan rumah singgah dan museum tersebut.
“Terima kasih, apa yang saya inginkan akhirnya dipenuhi. Mulai dari tasyakuran keluarga 17 November lalu, kenang-kenangan rumah singgah dan museum langsung diwujudkan. Hari ini benar-benar nyata dengan peletakan batu pertama,” ungkap Marsini.
Ia berharap, setelah museum dan rumah singgah resmi dibangun, pemerintah terus melakukan perawatan dan pengelolaan agar memberi manfaat luas bagi masyarakat sekitar. Marsini juga mendorong agar kawasan tersebut dikembangkan sebagai desa wisata yang mampu menggerakkan ekonomi warga.
“Masyarakat bisa membuka usaha souvenir, termasuk kaos Marsinah, untuk menghidupi UMKM Desa Nglundo. Harapannya, pendapatan warga meningkat dan masyarakat menjadi lebih sejahtera,” pungkasnya.


















