Erupsi Berakhir, Pendakian Semeru Masih Tutup Total Karena Berisiko

- Pendakian Gunung Semeru ditutup total setelah erupsi dan awan panas guguran (APG) meluncur hingga lebih dari 13 kilometer pada Rabu (19/11/2025).
- Status Semeru tetap berada di Level IV (Awas), seluruh aktivitas pendakian dan wisata ditangguhkan demi keselamatan.
- Erupsi mengakibatkan kerusakan rumah warga, 346 orang mengungsi, 3 warga luka bakar dan cidera, serta BPBD terus melakukan patroli di zona rawan.
Surabaya, IDN Times – Jalur pendakian Gunung Semeru resmi ditutup total setelah erupsi dan awan panas guguran (APG) meluncur hingga lebih dari 13 kilometer pada Rabu (19/11/2025). Meski erupsi telah berakhir pada malam hari, status Semeru tetap berada di Level IV (Awas) sehingga seluruh aktivitas pendakian dan wisata ditangguhkan demi keselamatan.
Kalaksa BPBD Jawa Timur, Gatot Soebroto, menegaskan bahwa penutupan pendakian, termasuk ke Ranu Kumbolo, dilakukan segera setelah peningkatan aktivitas vulkanik terpantau signifikan.
“Kegiatan pendakian Gunung Semeru ditutup sementara. Status gunung berada di Level IV atau Awas, sehingga seluruh akses pendakian dihentikan sampai kondisi kembali aman,” ujar Gatot, Kamis (20/11/2025).
Erupsi yang terjadi pada Rabu pukul 14.13 WIB menghasilkan awan panas dengan amplitudo 45 mm dan luncuran panjang lebih dari 13 km ke arah tenggara–selatan tepatnya melalui Besuk Kobokan.
Getaran banjir juga terekam di seismograf, menandakan aliran lahar panas turun mengikuti sungai. Sejumlah rumah warga di Dusun Sumbersari dan Dusun Umbulan Sumbersari, Desa Supiturang, mengalami kerusakan sedang hingga berat akibat banjir lahar.
Meski erupsi dinyatakan berakhir pukul 19.56 WIB, aktivitas vulkanik masih fluktuatif sehingga akses wisata dinyatakan tidak aman.
Sebanyak 346 warga sempat mengungsi ke balai desa, sekolah, dan masjid di Pronojiwo dan Candipuro. Sebagian sudah kembali, namun kelompok rentan masih bertahan di titik aman.
Tiga warga mengalami luka bakar dan cidera akibat material panas dan kini dirawat di RSUD Pasirian dan RSUD Haryoto.
BPBD Jatim, BPBD Lumajang, Basarnas, PMI, dan relawan terus melakukan patroli di zona rawan dan mendistribusikan masker akibat hujan abu dan aroma belerang yang mengganggu pernapasan warga.
“Kami imbau masyarakat tidak mendekati kawasan rawan, terutama aliran lahar dan jalur awan panas. Pendakian ditutup total sampai pemberitahuan lebih lanjut,” tegas Gatot.
















