Delapan Pedagang Positif COVID-19, Pasar Paron Ngawi Di-Lockdown
.jpg)
Ngawi, IDN Times - Pengelola Pasar Paron, Kabupaten Ngawi menghentikan aktivitas di tempat transaksi jual-beli tradisional itu selama sepekan, mulai 17-23 Desember 2020. Kebijakan ini diambil setelah delapan pedagang terkonfirmasi COVID-19. Kepala Pasar Paron, Suyanto menduga tertularnya pedagang itu dari kampung di belakang pasar yang lebih dulu menerapkan lockdown lokal.
“Ada pedagang yang merupakan warga Dusun Paron nekat beraktivitas di pasar. Kemungkinan ini yang menyebabkan penularan,” kata dia saat dihubungi IDN Times, Jumat (18/12/2020).
1.Sebanyak 173 pedagang sempat ikuti rapid test

Tak berselang lama, beberapa pedagang mengeluhkan sakit dengan gejala menyerupai COVID-19, seperti batuk, pilek, dan panas tinggi. Pihak pengelola pasar berinisiatif menggandeng petugas Puskemas Paron untuk melakukan rapid test.
Sebanyak 173 pedagang mengikuti tes cepat yang dilangsungkan di pasar. Selang sehari kemudian, 11 di antaranya dinyatakan reaktif COVID-19 dan harus menjalani isolasi mandiri. Berdasarkan hasil rapid test, upaya penelusuran atau tracing dilakukan.
2. 8 hasil tes usap dinyatakan positif COVID-19

Selain itu, 11 pedagang yang dinyatakan reaktif harus mengikuti swab test atau usap. Spesimen mereka diteliti dengan metode PCR (Polymerase chain reaction). Adapun hasilnya diketahui delapan di antara 11 pedagang itu terkonfirmasi positif COVID-19.
“Untuk menghindari penyebaran, maka jajaran Forum Pimpinan Kecamatan memutuskan untuk me-lockdown Pasar Paron,” ujar Suyanto.
3.Penyemprotan disinfektan dilakukan dua kali dalam sehari

Upaya lain yang dilakukan, yaitu menyemprotkan disinfektan dua kali sehari pada pagi dan sore. Pihak pengelola pasar juga membuat tanda khusus sebagai pengatur lalu lalang dan menghindari kerumunan warga di pasar.
“Kami juga memasang plastik di setiap kios, seperti halnya di swalayan waralaba. Langkah ini sebagai persiapan saat pasar dibuka kembali,” Suyanto menjelaskan.