Dari Jatim, Jalan Panjang Empati Mengalir ke Sumatra

- Gerindra Jatim mengirimkan bantuan senilai Rp805 juta ke Sumatra untuk korban banjir bandang dan longsor.
- Bantuan berupa makanan siap saji, susu, biskuit, kasur, selimut, cangkul, dan timba sesuai dengan kebutuhan mendesak di sana.
- Pengiriman ini merupakan ekspresi empati kolektif dari kader Gerindra se-Jawa Timur sebagai bentuk dukungan moral bagi warga Sumatra yang sedang berjuang memulihkan hidupnya.
Surabaya, IDN Times - Deru mesin truk memenuhi halaman depan Kantor DPD Gerindra Jawa Timur di Surabaya, Kamis (4/12/2025). Di bawah naungan pohon peneduh, tujuh kendaraan bak besar berjejer rapi, masing-masing dibalut spanduk merah bertuliskan “Gerindra Jatim Peduli, Bantuan untuk Bencana Sumatera”. Spanduk itu tergantung menutupi sisi kanan truk, menandai misi kemanusiaan yang pagi itu bersiap diberangkatkan menuju Sumatra.
Di depan barisan truk itu, beberapa pengurus Gerindra Jatim berdiri, sebagian memegang bendera partai dan Merah Putih. Sesaat sebelum keberangkatan dimulai, salah satu pengurus mengangkat bendera tinggi-tinggi, memberi aba-aba simbolis bagi rombongan bantuan untuk mulai bergerak. Di sisi jalan, warga dan kader tampak mengamati, beberapa mendokumentasikan momen itu dengan ponsel.
Bantuan senilai Rp805 juta itu dikumpulkan hanya dalam dua hari. Bendahara DPD Gerindra Jatim, Ferdians Reza Alvisa, menyebut gelombang solidaritas yang datang dari seluruh kader di kabupaten/kota di Jawa Timur sebagai sesuatu yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
“Indonesia sedang berduka. Instruksi Sekjen, Pak Sugiono, jelas: semua kader wajib turun tangan. Dan responsnya luar biasa. Dalam dua hari terkumpul Rp805 juta,” kata Alvis.
Truk-truk itu memuat berbagai barang yang dibutuhkan korban banjir bandang dan longsor di Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Aceh. Berdasarkan komunikasi dengan pengurus Gerindra di wilayah terdampak, kebutuhan mendesak bukan lagi beras, melainkan makanan siap saji serta perlengkapan dasar.
“Kami kirim pop mie, bubur instan, susu, biskuit, kasur, selimut, cangkul, timba. Barang-barang yang bisa langsung digunakan. Di sana beras surplus, jadi kita sesuaikan,” jelasnya.
Di depan kantor, para pengurus Gerindra mengantar keberangkatan itu dengan khidmat. Bendera dikibarkan, truk perlahan maju satu per satu. Suara mesin bergema di sepanjang jalan, membawa harapan dari Jawa Timur untuk warga Sumatra yang sedang berjuang memulihkan hidupnya.
Bagi Alvis, pengiriman ini lebih dari sekadar wujud tanggung jawab politik. Ia menyebutnya sebagai ekspresi empati yang lahir dari kesadaran kolektif.
“Ini murni dari kader Gerindra se-Jawa Timur. Kita ingin beban saudara-saudara kita sedikit berkurang. Dan kalau masih diperlukan, kami siap bantu lagi,” ujarnya.
Ketika truk terakhir meninggalkan kantor, beberapa pengurus masih berdiri di depan pagar, memandang kepergian rombongan itu dengan wajah serius namun lega. Di hari yang muram bagi Sumatra, Jawa Timur mengirimkan bukan hanya bantuan, tetapi juga pesan. Bahwa duka satu wilayah adalah duka bersama.



















