Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Petugas menyemprot kandang sapi dengan disinfektan. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Tulungagung, IDN Times - Dampak Penyakit Mulut dan Kukuk (PMK) mulai dirasakan oleh peternak sapi di Kabupaten Tulungagung. Harga jual sapi kini mulai menurun. Beberapa pedagang memilih untuk tidak melakukan transaksi jual beli sapi. Hal ini dilakukan guna mengantispasi menyebarnya penyakit tersebut. Namun, pilihan ini membuat mereka mengalami kerugian. Karena mereka tetap mengeluarkan biaya pakan ternak sapinya.

1. Siapkan tambahan suplemen dan vitamin untuk sapi

Agung menunjukkan jamu untuk ternak sapi miliknya. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Salah seorang peternak sapi di Desa Sumberingin Kulon, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulunagung, Agung Sunarso mengatakan untuk mengantisipasi penyebaran PMK, pihaknya melakukan sejumlah langkah penanganan. Selain terus memantau kesehatan ternaknya, mereka juga memberikan tambahan vitamin dan suplemen.

"Kita membuat jamu dari rempah-rempah seperti kunyit, jahe dan lainnya, ini fungsinya untuk meningkatkan sistem imun dalam tubuh sapi, kita berikan sehari dua kali," ujarnya, Sabtu (04/01/2024).

2. Harga sapi turun hingga Rp4 juta per ekor

Petugas menyemprot kandang sapi dengan disinfektan. (IDN Times/Bramanta Pamungkas)

Temuan PMK ini menyebabkan harga sapi turun. Agung menuturkan penurunan harga mencapai Rp 4 juta per ekor. Sebelumnya harga satu ekor sapi mencapai Rp 20 juta, kini turun menjadi Rp 16 juta per ekor. Kondisi ini membuat Agung memilih untuk tidak melakukan transaksi jual beli sapi terlebih dahulu. Langkah tersebut dilakukan agar penyebaran penyakit tidak terjadi.

"Tapi efeknya kami juga mengalami rugi karena biaya pakan ternak terus keluar," tuturnya.

3. Intensifkan upaya pengawasan di pasar hewan

Petugas memeriksa kondisi kesehatan sapi di Tulungagung. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Lalu lintas perdagangan sapi menjadi penyebab menyebarnya PMK di Tulungagung. Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Tulungagung, Tutus Sumaryani mengatakan pihaknya terus mengawasi arus lalu lintas perdagangan sapi. Mereka menyemprot sapi yang masuk ke pasar hewan terpadu dengan disenfektan. Selain itu jika ditemukan sapi dalam kondisi sakit, maka pemilik harus membawanya pulang.

"Upaya penekanan PMK kita lakukan dengan pengawasan di pasar hewan terpadu, seluruh sapi yang masuk kita semprot disinfektan semua," pungkasnya.

Editorial Team