Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Cuaca Ekstrem, Nelayan Pantai Selatan Banyuwangi Menjerit

Nelayan pantai Selatan Banyuwangi. (IDN Times/ Agung Sedana)

Banyuwangi, IDN Times - Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dalam beberapa hari terakhir ini dilanda cuaca ekstrem. Hujan deras disertai angin kencang sering terjadi di beberapa wilayah. Selain rumah rusak, banyak nelayan di pesisir pantai Selatan Banyuwangi yang terdampak dari segi perekonomian. 

1. Alam sedang tidak baik, sebagian nelayan pilih memarkir perahunya

Nelayan pantai Selatan Banyuwangi. (IDN Times/ Agung Sedana)

Salah satu contohnya di lingkungan kampung nelayan di Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo. Hampir seluruh nelayan di desa ini mengeluh karena tidak bisa berlayar. Sudah satu pekan ini, para nelayan dipaksa libur oleh alam yang tidak bersahabat. 

"Sudah seminggu lebih mas mungkin tidak melaut. Anginnya kencang ombaknya juga besar," ungkap Warsito, nelayan setempat, Senin (26/12/2022).

Warsito mengaku, kondisi seperti ini mungkin saja bisa terjadi selama dua pekan kedepannya. Menurutnya, cuaca ekstrem biasa terjadi di akhir bulan Desember hingga pertengahan Januari.  "Kalau akhir tahun memang sering seperti ini. Memaksa berlayar sebenarnya bisa, namun risikonya juga besar. Selain itu tangkapan juga tidak maksimal. Malah bisa lebih di ongkos daripada penjualan nantinya," jelasnya. 

2. Ada juga yang masih nekat berlayar meski berbahaya

Nelayan pantai Selatan Banyuwangi. (IDN Times/ Agung Sedana)

Keluhan yang sama juga diutarakan oleh Suparmin. Namun berbeda dengan Warsito, Suparmin lebih memilih untuk nekat berlayar. Dirinya nekat menerjang ombak dan angin karena himpitan ekonomi keluarga. 

"Ya mau tidak mau harus tetep (berlayar) pak. Kalau di rumah saja bagaimana mau beli beras," ujar Suparmin.

Kendati demikian, Suparmin mengaku hasil tangkapan dalam satu pekan ini tidak berlimpah. Menurutnya, hanya ikan-ikan kecil saja yang bisa ditangkap. Sedangkan ikan berukuran besar cukup sulit karena faktor alam saat ini. Hasil penjualan ikan kecil pun diakuinya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Cuman ikan kecil saja. Itupun sedikit tidak banyak. Dijual juga murah, karena bukan ikan konsumsi pada umumnya. Penting bisa beli beras, kalau lauk gampang. Goreng ikan yang tidak laku dijual bisa," jelasnya. 

3. Cuaca ekstrem sesuai dengan prediksi BMKG

Ilustrasi angin kencang (IDN Times/Sukma Sakti)

Kondisi ini memang sesuai dengan perkiraan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda. Dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur menunjukkan kondisi La Nina diperkirakan akan tetap pada level sedang pada bulan Desember ini sehingga berpengaruh signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Jawa Timur.

Prakirawan BMKG, Muhammad Ari menyebut terdapat pola belokan angin dan pertemuan angin yang dapat meningkatkan aktivitas dan pertumbuhan awan hujan. Selain itu, suhu permukaan laut di perairan Jawa Timur masih hangat dengan anomali antara 0,5 hingga 2,5 derajat Celcius. Hal ini menyebabkan pasokan air di atmosfer meningkat. "Kondisi ini berdampak pada pembentukan awan cumulonimbus yang semakin intensif dan berpotensi menimbulkan cuaca ekstrim seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung dan hujan es," ujarnya di akun resmi YouTube BMKG Juanda, Senin (26/12/2022).

Kondisi cuaca seperti ini, kata Ari, berpotensi terjadi di beberapa wilayah seperti Kabutapen Tulungagung, Kabupaten Kediri, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Magetan, Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Ngawi Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Gresik, Kota Blitar, dan Kabupaten Tuban

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agung Sedana
EditorAgung Sedana
Follow Us