Cerita Penyintas Erupsi Semeru, Hanya Bisa Pasrah Rumahnya Lenyap

- Penyintas erupsi Semeru menceritakan bagaimana harta bendanya lenyap dalam semalam akibat lahar dingin Gunung Semeru
- Tukiyem mengungkapkan kehilangan ternak, tanaman, dan rumahnya yang rusak parah akibat erupsi Gunung Semeru
- Tukiyem dan para korban berharap bantuan pakaian dan selimut karena kebutuhan dasar mereka tidak terpenuhi di pengungsian
Lumajang, IDN Times - Suasana kalut terpancar di wajah warga penyintas Gunung Semeru Erupsi di tempat pengungsian SDN Supiturang 4, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Kamis (20/11/2025). Mereka hanya bisa meratapi rumah dan harta bendanya yang ludes tersapu lahar dingin sesaat setelah awan panas guguran (APG) menyelimuti desa mereka. Mereka tidak sempat menyelamatkan harta bendanya karena erupsi datang tanpa berpesan sebelumnya.
1. Pengungsi cerita bagaimana harta bendanya lenyap hanya dalam semalam

Salah seorang penyintas yang ada di pengungsian SDN Supiturang 4 bernama Tukiyem (60) warga Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang menceritakan bagaimana lahar dingin tiba-tiba datang memporak-porandakan desanya. Ia mengatakan kalau banjir lahar dingin menghantam rumahnya sekitar pukul 17.00 WIB.
Untungnya, ia bersama sanak saudaranya selamat dari bencana. Tapi ia terpaksa meninggalkan ternak dan harta benda yang tak sempat ia selamatkan.
Tukiyem bercerita kalau sebenarnya memiliki 5 ekor kambing dan harta benda lainnya di dalam rumah, tapi semua lenyap dibawa aliran lahar dingin. Ia kini juga kehilangan rumah karena bangunannya rusak parah.
"Sedih sekali karena rumah habis, barang di dalam rumah ya habis semua juga. Habis semua karena tanaman juga rusak semua, padahal mau panen. Tanaman padi dan cabe sudah tersapu lahar dingin," terangnya pada Kamis (20/11/2025).
2. Tukiyem cerita jika sehelai pakaianpun tidak selamat

Dengan mata berkaca-kaca, Tukiyem mengungkapkan jika sebenarnya ia sempat kembali ke rumahnya pada Kamis pagi, berharap ada benda berharga di rumahnya yang bisa diselamatkan. Tapi yang ia temukan hanya kekecewaan karena harta benda, ternak, sampai tanaman yang siap panen telah ludes.
"Sudah habis semua, pakaian saja tidak ada yang bisa diselamatkan. Yang tersisa hanya baju yang kami pakai ini. Uang sudah gak ada, sudah habis, gak punya apa-apa lagi kami ini," ucapnya tersedu-sedu.
Tukiyem juga mengatakan tidak tahu apa yang harus ia lakukan kedepannya, ia juga tidak bisa berharap bantuan dari sanak saudaranya, karena mereka juga bagian dari korban erupsi Gunung Semeru dan bernasib sama seperti dirinya. "Keluarga ya di sini semua, anak cucu juga mengungsi di sini," bebernya.
3. Tukiyem dan para korban berharap bantuan pakaian dan selimut

Untuk saat ini, Tukiyem dan ratusan penyintas lain hanya bisa mengandalkan tempat pengungsian di SDN Supiturang 4 untuk sekedar berteduh dan mendapatkan makanan. Ia tidak masalah tidur bersama ratusan pengungsi lain di ruang kelas sekolah dasar, setidaknya itu juga sedikit jadi pelipur lara karena kebersamaan para warga yang saling menguatkan.
Tapi ia tidak memungkiri jika banyak kekurangan dengan tinggal di pengungsian. Salah satunya kebutuhan dasar, ia mengatakan sangat membutuhkan pakaian dan selimut.
"Saat ini yang paling dibutuhkan ya pakaian dan selimut. Karena tadi kita sempat pulang semua sidah habis, cari baju juga tidak ada," pungkasnya.


















